Oleh: Mardia Roza Tanjung & Tessa Destia Putri Lisa
Revolusi Industri 4.0 menuntut agar segala aspek dapat di digitalisasi, tidak terkecuali pendidikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan bangsa Indonesia agar dapat berdaya saing di era Revolusi Industri 4.0 adalah dengan membawa perubahan kualitas Pendidikan, sebab pendidikan sangat penting dalam membangun suatu bangsa. Dengan perubahan tersebut, diharapkan masyarakat Indonesia mampu bersaing baik di tingkat lokal maupun internasional.
Perkembangan teknologi komputer menghadirkan peluang untuk inovasi-inovasi dalam pembelajaran sains, khususnya fisika. Teknologi komputer merupakan sebuah penemuan yang memungkinkan menghadirkan sebagian atau semua bentuk interaksi sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih optimal. Konsep-konsep fisika tersebut dapat direalisasikan dalam program komputer menggunakan piranti lunak yang mudah dipelajari. Begitupun halnya dengan pemanfaatan teknologi komputer dalam pembelajaran yang juga memberikan pengaruh positif dalam perolehan hasil belajar maupun keterampilan berpikir peserta didik (Herayanti & Habibi, 2015).
Kemajuan teknologi menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia untuk memperoleh informasi dalam waktu singkat. Pemenuhan kebutuhan manusia akan informasi menjadi lebih cepat dengan hadirnya internet. Salah satu manfaat internet bagi pendidikan adalah sebagai media pembelajaran. Terdapat tiga fungsi internet sebagai media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai komplemen (pelengkap), suplemen (tambahan), dan subsitusi (pengganti). Internet sebagai media pembelajaran menjadi salah satu pilihan yang mendukung kegiatan pembelajaran.
Disamping itu, dampak pembelajaran selama masa pandemi covid-19 di Indonesia menuntut guru untuk mengadaptasi pembelajaran melalui media dan teknologi. Sistem komunikasi interaktif dapat menjadi solusi untuk menghubungkan pendidik, peserta didik dan sumber belajar. Hal ini tentu akan memudahkan peserta didik untuk dapat belajar kapanpun dan dimanapun ia berada (Hurley, dkk., 1999). Salah satu bentuk pembelajaran digital yang populer ialah e-learning. E-learning merupakan pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan internet sebagai media komunikasi dan lebih fleksibel untuk waktu, tempat dan proses belajar (Zulkifli et all., 2020). E-learning dapat meningkatkan pembelajaran menjadi lebih efisien dan interaktif karena memberikan peserta didik kesempatan lebih tinggi untuk berkomunikasi dengan pendidik, teman, dan mengakses lebih banyak materi pembelajaran (Saifuddin, 2017). Penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran merupakan salah satu solusi terbaik dalam pendidikan saat ini.
Diantara sekian banyak perangkat lunak pendukung e-learning yang paling populer ialah Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment (Moodle). Aplikasi Moodle pertama kali dikembangkan oleh Martin Dougiamas pada Agustus 2002 dengan Moodle versi 1.0, dimana Moodle diberikan secara gratis sebagai perangkat lunak open source. Moodle merupakan sebuah platform belajar yang didesain sebagai sistem terintegrasi secara aman untuk digunakan oleh pendidik, administrator dan peserta didik (Fatmawati, 2019). Melalui Moodle, e-learning dapat didesain sesuai dengan kebutuhan (Herayanti et all., 2015). Moodle dapat dimodifikasi dengan memasukkan berbagai unsur multimedia baik berupa flash (animasi bergerak), audio (suara) ataupun video (gambar dan suara).
Moodle diibaratkan sebagai platform pembelajaran all-in-one karena memiliki fitur yang sangat beragam untuk menunjang berbagai kebtuhan pembuatan e-learning, meliputi (1) personalized dashboard, fitur ini dapat diedit oleh pengguna seusai dengan hak akses ang dimilikinya, yaitu sebagai administrator, guru, atau peserta didik. Dalam fitur ini tersedia daftar khusus, kalender kegiatan, pengumuman umum, hingga list pengguna aktif yang sedang online, (2) progress tracking, yang berfungsi untuk mengawasi dan memberikan hasil evaluasi terhadap setiap aktivitas pembelajaran. Dalam fitur ini tersedia course completion berupa hasil materi yang telah ditandai secara manual maupun otomatis, grades berbentuk penilaian setelah pelaksanaan tes, bagdes berbentuk penilaian setelah pelaksanaan materi dan tugas, activity completion berupa indikator untuk menunjukkan daftar peserta didik yang telah mengerjakan tugas tepat waktu, competencies untuk membuat ranking peserta didik, serta fitur reports and analytics, yang mencatat semua proses pembelajaran dan menjadi acuan penilaian, (3) file management, untuk menambahkan file baru atau sumber referensi lainnya dalam bentuk file, folder atau alamat URL, sesuai dengan mata pelajaran tiap peserta didik, (4) peer assessment, berupa penilaian antar teman, (5) inline feedback, menampilkan hasil evaluasi dalam browser, serta untuk menambah catatan tambahan terhadap penugasan peserta didik sebagai feedback dalam pembelajaran, (6) multimedia integration, untuk menambahkan media seperti audio, video, dan gambar secara manual maupun embed.
Terdapat 3 metode umum dalam menggunakan Moodle, antara lain menggunakan moodlecloud yang berbentuk sebuah layanan hosting gratis dari Moodle, untuk menggunakannya pendidik hanya perlu mendaftar di situs moodlecloud.com dan langsung bisa membuat platform e-learning sendiri dengan fitur-fitur free yang telah disediakan. Selanjutnya dapat menggunakan self-hosted yang mengharuskan pendidik memiliki hosting sendiri, dengan layanan ini pendidik dapat menggunakan fitur-fitur Moodle secara lebih maksimal. Untuk penggunaannya, pendidik terlebih dahulu harus menginstal Moodle dalam hosting menggunakan aplikasi Softaculous, setelah terinstal pendidik dapat login ke dashboard melalui admin dan melakukan pengaturan disana. Dan yang terakhir dengan menggunakan WordPress Integration, metode ini biasa digunakan oleh pendidik yang sudah memiliki website Moodle dan ingin menjual beberapa kursus dari website Moodle di WordPress. Untuk melakukannya, pendidik dapat menggunakan plugin Edwiser Bridge yang telah diinstal di website Moodle dan WordPress.
Penerapan e-learning berbasis Moodle menjadikan peserta didik lebih mandiri dan tidak terpaku kepada pendidik (Zulkifli et all., 2020). Moodle dapat menjadi solusi dari permasalahan yang timbul akibat pandemi yang mengharuskan pembelajaran dilakukan dari rumah (Octaberlina & Muslimin, 2020). Moodle juga dapat digunakan untuk memberikan penilaian aktifitas peserta didik dan keberhasilan dalam pembelajaran, dengan kata lain Moodle dapat membantu guru dalam mendeteksi kesulitan yang dialami peserta didik (Zhang et all., 2020). Sejauh ini, Moodle mendapat respon yang cukup baik dari peserta didik karena dengan mudah memberi inovasi dalam pembelajaran dan sebagai media pembelajaran (Putri et all., 2020).
Kelebihan lainnya dari aplikasi Moodle menurut Rulianto (2019: 19) diantaranya mudah digunakan, proses instalasi yang mudah karena berada di menu instalasi web, struktur materi pengajaran yang rapi dan dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, mendukung berbagai macam type file yang dapat digunakan dalam pembelajaran, adanya fasilitas kuis, serta daya tampung peserta didik yang banyak. Selain itu, Moodle menyediakan tutorial penggunaanya, fleksibel untuk dikostumisasi sesuai kebutuhan pembelajaran, mobile friendly, tersedia lebih dari 45 bahasa termasuk Bahasa Indonesia serta memiliki sistem kemanan yang kokoh, dimana formulir pendaftaran peserta didik yang telah dilavidasi dengan cookies yang terenkripsi.
Berdasarkan uraian tersebut, penerapan e-learning berbasis Moodle sangat membantu pembelajaran dengan tuntutan di era saat ini, terlebih lagi ditengah situasi pandemi yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh, maka aplikasi Moodle dengan beragam fitur yang dimiliki serta kemudahan dalam penggunaanya dapat menjadi solusi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya.