Oleh: Muhammad Alan Salafudin*
Oerban.com — Sebanyak 15 mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN MIT) Posko 32 telah resmi memulai masa pengabdian mereka di Desa Kebondalem, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.
Penerimaan dan perkenalan secara resmi dilaksanakan di balai desa pada Rabu (16/7), menandai dimulainya kolaborasi antara akademisi muda dan masyarakat desa.
Acara penyambutan yang berlangsung khidmat dan penuh keakraban ini dihadiri oleh jajaran perangkat desa dan seluruh mahasiswa KKN. Suasana hangat begitu terasa saat para mahasiswa tiba dan disambut langsung oleh Kepala Desa Kebondalem beserta stafnya.
Dalam sesi perkenalan, Bapak Nur Kolik, selaku Kepala Desa Kebondalem, menyampaikan selamat datang kepada seluruh mahasiswa. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran mahasiswa KKN UIN Walisongo.
“Kami atas nama perangkat desa dan seluruh warga Desa Kebondalem menyambut baik kehadiran adik-adik mahasiswa. Kehadiran kalian membawa energi dan pemikiran baru yang kami harap dapat bersinergi dengan program-program pembangunan yang sedang berjalan di desa kami,” ujar beliau.
Beliau juga memaparkan secara singkat profil dan potensi Desa Kebondalem yang mayoritas penduduknya berprofesi di sektor perkebunan kopi dan alpukat.
Harapannya, mahasiswa dapat membantu mengidentifikasi potensi lain dan memberikan inovasi, terutama dalam bidang pemberdayaan ekonomi kreatif, optimalisasi teknologi pertanian, atau penguatan pendidikan keagamaan, sesuai dengan semangat keilmuan UIN Walisongo.
Sesi perkenalan berlangsung interaktif dan penuh keakraban. Dipandu oleh pembimbing KKN Posko 32 Desa Kebondalem, Mas Heru, para mahasiswa dipersilahkan untuk memperkenalkan diri secara langsung.
Secara bergantian, ke-15 mahasiswa maju satu per satu, menyebutkan nama, fakultas, serta jurusan masing-masing. Keragaman latar belakang keilmuan mereka, mulai dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis Islam, Ushuluddin dan Humaniora, hingga Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan memberikan gambaran mengenai potensi kolaborasi yang bisa dijalin dengan masyarakat.
Suasana menjadi cair dengan sapaan dan senyum hangat dari setiap mahasiswa. Setelah seluruh mahasiswa memperkenalkan diri, giliran jajaran perangkat desa yang menyambut dengan perkenalan balasan.
Dipimpin oleh Bapak Kepala Desa, para pejabat struktural desa seperti Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), hingga para Kepala Dusun (Kadus) memperkenalkan diri dan tugasnya masing-masing.
Momen perkenalan dua arah ini menjadi simbol keterbukaan dan awal yang positif untuk membangun komunikasi yang efektif selama program KKN berlangsung.
*Penulis merupakan Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

