Oleh: Mohammad Antony Wijaya*
Oerban.com – Berdasarkan pernyataan dari United Nations Development Programme (UNDP), pemanasan global dan perubahan iklim akan memicu serangkaian reaksi yang dapat mengancam kehidupan manusia, lingkungan, dan kesejahteraan (masyarakat, planet, dan kemakmuran). Empat kondisi utama yang menjadi pemicu reaksi berantai tersebut adalah cuaca ekstrem, hilangnya keanekaragaman hayati, peningkatan permukaan air laut, serta terjadinya gelombang panas dan kekeringan yang parah.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim yang perlu memperhatikan aktivitas lingkungannya. Menurut data sejak tahun 1981-2018, Indonesia mengalami tren peningkatan suhu sekitar 0,03% per tahun serta kenaikan permukaan air laut sebesar 0,8-1-2 cm per tahun, sementara 65% penduduk kita tinggal di wilayah pesisir. Kondisi ini tentu menjadi perhatian khusus untuk dilakukannya kegiatan preventif untuk meminimalisir efek perubahan iklim yang berpotensi berkelanjutan salah satu caranya yaitu dengan melakukan transisi energi.
Transisi energi yang merupakan proses pergeseran penggunaan energi konvensional seperti energi fosil menuju energi terbarukan yang lebih bersih dan berkelanjutan (renewable). Dalam hal ini proses transisi energi di Indonesia tentu tidak semudah membalikkan talapak tangan banyak tantangan, problem yang mesti dikaji dan diselsaikan mengingat kita masih tergolong negara berkembang yang masih terdapat banyak kekurangan teknis dan fisik dalam proses transisi ini.
Perubahan iklim yang melatar belakangi proses transisi energi perlu diberikan perhatian khusus untuk segara dilakukan. Meskipun proses transisi energi mengalami peningkatan dalam aktualisasinya, tetapi kita masih punya tantangan dan hiruk-pikuk yang mesti diselsaikan demi menunjang percepatan transisi energi.
Terlepas dari hal itu Indonesia memliki potensi sumber daya energi terbarukan yang begitu luar biasa diawali dari angin, air, bio energy, matahari, dan panas bumi yang bisa kita manfaatkan sebagai sumber energi. Salah satu contohnya yaitu kita memiliki potensi sumberdaya panas bumi 40% dari seluruh sumberdaya yang terdapat didunia yang artinya bahwa transisi energi ini bisa kita manfaatkan untuk kepentingan berkelanjutan kedepan. Namun, dalam proses transisi energi ini kita masih memiliki beberapa tantangan yang menyebabkan maju mundur nya proses transisi energi di Indonesia, yaitu :
Pertama, keekonomian dan pendanaan. Biaya investasi awal yang mahal terhadap teknologi yang terbatas mejadi salah satu tantangan dalam pengambangan transisi energi ini yang perlu diperhatikan akibat ketersedian teknologi yang memegang peran penting yang akan mengakibatkan biaya investasi mahal yang disebabkan oleh ketersediaan yang sulit didapatkan dan sumber daya manusia yang terbatas.
Kedua, infrastruktur. Kurangnya infrastruktur yang memadai untuk pengembangan energi terbarukan hari ini perlu dikaji untuk keberlangsungan transisi energi ini. Membangun infrastruktur harus diperspektifkan sama dengan membangun industri tanpa adanya infrastruktur yang memadai cita-cita besar ini sulit rasanya tercapai. Maka dari itu pemerataan pembangunan menjadi bagian penting dalam penyediaan infratruktur.
Ketiga, supply and demand. Mengingat manfaat energi yang sifatnya menyeluruh pada diri manusia, baik sebagai individu, masyarakat, entitas bisnis, maupun penyelenggara pemerintahan, maka pemenuhan energi bagi semua kalangan merupakan pekerjaan rumah besar dalam hal ini perlunya memperhitungkan terlebih dahulu kebutuhan dan pasokan yang diperlukan demi menciptakan sistem yang berkelanjutan.
Keempat, dinamika sosial dan kemasyarakatan, keadaan sosial masyarakat yang masih kurang informasi terhadap pentingnya langkah transisi ini menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan energi terbarukan. Melalui edukasi dan literasi yang merupakan langkah penting untuk mengembangkan pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya transisi energi konvensional menuju energi baru terbarukan ini harus dilakukan demi mempercepat proses transisi dan pengembangan energi terbarukan.
Maju mundur proses transisi energi di Indonesia yang disebabkan oleh beberapa hambatan tadi, mengingat negara kita juga belum memiliki kepastian dalam hal ini regulasi yang memberikan skema yang jelas dan pasti dalam proses transisi energi dan pengembangan energi terbarukan yang sifatnya berkenlanjutan. Meskipun demikian hambatan ini jangan menjadi alasan untuk memperlambat proses transisi ini. Apalagi melalui komitmen kita yaitu NET (Net Zero Emission) pada tahun 2060 yang telah dimulai dengan langkah-langkah kecil salah satunya yaitu transisi energi.
Ikhtiar kita melalui transisi energi ini merupakan langkah penting yang perlu dilakukan menuju sustainability environment. Meskipun masih terdapat dinamika atau tantangan seperti investasi yang mahal, kurangnya infrastruktur yang memadai, keterbatasan SDM dan teknologi yang diperlukan, hal ini menjadi PR besar untuk kita tuntaskan. Tentu harapannya dengan konsistensi, kaloborasi seluruh stakeholder pemerintah dalam hal ini kementerian dan lembaga, pihak swasta, masyarakat, akademisi, media pers, NGO serta kebijakan dan kepastian hukum melalui regulasi yang dapat memastikan secara komprehensif skema transisi energi ini agar dapat mempercepat tujuan pembangunan berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan bagi generasi mendatang.
*Dewan Pengawas Perhimpunan Mahasiswa Pertambangan Indonesia.