Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) melabuhkan pilihannya kepada Erick Thohir sebagai ketua umum baru lewat KLB yang digelar pada Kamis (16/2/2023).
Menteri BUMN era Jokowi tersebut meraup 64 suara dalam pemilihan, mengalahkan pesaingnya La Nyalla yang hanya meraih 22 suara.
Pasca terpilih, banyak tugas berat yang menanti Erick, pria berusia 52 tahun itu harus mampu mengubah wajah dan kultur sepak bola di Indonesia.
Sebagai salah satu olahraga yang paling digemari, sepak bola di Indonesia tak memiliki nasib yang begitu baik. Perkembangannya jauh jika dibandingkan dengan badminton yang telah menyumbang segudang prestasi.
Selain dari mendongkrak kualitas pemain sepak bola, Erick juga perlu mendorong keberjalanan yang bersih dalam setiap pertandingan sepak bola, cukup lah tragedi Kanjuruhan menjadi pembelajaran saja, jangan sampai terulang lagi.
Tugas berat ini tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab Erick, tapi semua pihak yang mengaku dan benar-benar cinta dengan sepak bola harus sadar diri dan segera berbenah.
Ini berat, sebab kultur anarkisme seperti telah melekat di Indonesia. Baru satu hari setelah Erick terpilih sebagai ketua PSSI, kerusuhan yang menyeret suporter sepak bola telah meledak.
Seperti diberitakan banyak media, laga PSIS Semarang vs Persis Solo di Stadion Jatidiri, Semarang, Jumat (17/2/2023) sore diwarnai bentrok antar suporter, yang protes karena tidak boleh merangsek masuk ke stadion. Bentrok tersebut diwarnai aksi pelemparan batu dan botol kaca.
Dari berbagai informasi yang dihimpun, bentrok dipicu oleh kebijakan pelaksana yang memutuskan menggelar pertandingan tanpa suporter, dengan alasan keamanan.
Kendati begitu, menurut pengakuan beberapa suporter, mereka telah lebih dulu membeli tiket dan menyempatkan waktu untuk hadir.
Artinya, ada ketidak kompetenan dari pihak penyelenggara yang memutuskan secara mendadak, sehingga membuat banyak suporter kecewa.
Hal-hal semacam ini perlu diperbaiki, agar tidak lagi terjadi kericuhan-kericuhan selama pertandingan sepak bola.
Konflik dan kericuhan harus jadi cerita lama dalam babak baru kepimpinan Erick Thohir, tak boleh terjadi lagi, cukup untuk dikenang sebagai pembelajaran.
Zuandanu Pramana Putra, Pimpinan Redaksi Oerban.com