Khartoum, Oerban.com – Komite aktivis lokal pada Minggu (7/4/2024) melaporkan bahwa sekitar 20 orang tewas dalam serangan pasukan paramiliter Sudan di sebuah desa di selatan ibu kota Khartoum.
“Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menyerang desa Um Adam 150 kilometer (93 mil) selatan kota pada hari Sabtu,” kata sebuah pernyataan dari komite perlawanan lokal, salah satu dari banyak kelompok pro-demokrasi yang mengoordinasikan bantuan.
Perang Sudan antara militer, di bawah panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh mantan wakilnya Mohamed Hamdan Daglo, dimulai pada 15 April lalu.
Baca juga: Rwanda Berkabung, Kenang 30 Tahun Genosida 1994
Menurut para ahli PBB, ribuan orang telah terbunuh, termasuk 15.000 orang di satu kota di wilayah Darfur yang dilanda perang.
Perang ini juga telah menyebabkan lebih dari 8,5 juta orang mengungsi, menghancurkan infrastruktur Sudan yang sudah rapuh dan mendorong negara itu ke ambang kelaparan.
“Serangan hari Sabtu mengakibatkan lebih dari 200 orang terluka baik serius maupun ringan, dan lebih dari 20 orang tewas, tidak semuanya dapat kami hitung,” kata pernyataan itu.
Sebuah sumber medis di rumah sakit Manaqil, yang berjarak 80 kilometer, mengkonfirmasi kepada AFP bahwa mereka menerima 200 orang yang terluka, beberapa di antaranya datang terlambat.
“Kami menghadapi kekurangan darah dan kami tidak memiliki cukup tenaga medis,” tambahnya.
Menurut PBB, lebih dari 70% fasilitas kesehatan di Sudan tidak berfungsi, sementara fasilitas kesehatan yang tersisa memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dan sumber daya yang terbatas.
Kedua belah pihak yang berkonflik telah dituduh melakukan kejahatan perang, termasuk menargetkan warga sipil, penembakan tanpa pandang bulu di daerah pemukiman, dan penjarahan serta menghalangi bantuan.
Sejak mengambil alih negara bagian Al-Jazira di selatan Khartoum pada bulan Desember, RSF telah mengepung dan menyerang seluruh desa seperti Um Adam.
“Pada bulan Maret, setidaknya 108 desa dan permukiman di seluruh negeri telah dibakar dan hancur sebagian atau seluruhnya,” demikian temuan Pusat Ketahanan Informasi yang berbasis di Inggris.
Sumber: Daily Sabah