email : [email protected]

23.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Bapeltan Jambi Tingkatkan Kompetensi Widyaiswaranya Dengan Cara Ini

Populer

Muaro Jambi, Oerban.com – Salah satu aspek yang penting dalam sistem penyelenggaraan diklat adalah tenaga pengajar yang dalam hal ini adalah widyaiswara, karena perannnya sebagai ujung tombak dalam pelatihan. Widyaiswaralah yang langsung berinteraksi dengan peserta pelatihan dalam kelas dengan berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman. Lebih dari itu, widyaiswara juga memberikan motivasi dan menjadi inspirasi bagi peserta pelatihan. Dengan kata lain, peran widyaiswara menentukan pemahaman dan kemampuan peserta dalam menghasilkan outcome pelatihan.(2/1/2020)

Dengan peran strategis tersebut, widyaiswara dituntut untuk semakin profesional karena hanya dengan kualifikasi yang mumpuni widyaiswara dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam mengelola kelas belajar.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara yang didalamnya juga menyatakan bahwa kompetensi widyaiswara mencakup beberapa hal diantaranya kompetensi manajerial, kompetensi sosiokultural dan kompetensi teknis. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi tersebut mutlak diperlukan bagi widyaiswara sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi kualitas penyelenggaraan diklat.

Sejalan dengan hal tersebut, sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi teknis widyaiswara dalam hal transfer informasi seputar dunia pertanian, maka Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi melakukan kegiatan praktek lapangan terhadap enam orang widyaiswaranya yang terdiri dari empat orang widyaiswara baru dan dua orang calon widyaiswara.

Salah seorang widyaiswara yang mengikuti kegiatan ini yaitu Dyah Nastiti Anandita memilih menanam bawang merah dari biji dengan varietas Lokananta. Dilahan seluas + 60 m2 dan dengan jarak tanam 15×20 cm, widyaiswara yang biasa dipanggil Asti ini membudidayakan bawang merah dengan 2 perlakuan dimana 3 bedeng memakai mulsa plastik hitam perak (MPHP) dan 3 bedengan yang lain tanpa memakai mulsa plastik hitam perak (MPHP).

Ada alasan tersendiri mengapa beliau begitu tertarik dengan kegiatan ini. “Kegiatan ini sangat penting bagi kami karena tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi juga praktek dilapangan harus kita ketahui. Selain itu juga belajar berkomunikasi dengan teman – teman di lapangan karena tentunya tidak semua hal bisa kita handle sendiri dan pasti suatu saat kami butuh bantuan mereka. Kami memilih bawang merah karena selama + 10 tahun ini di Balai belum ada yang menanam bawang merah, padahal sering diadakan pelatihan teknis bawang merah di balai,” jelas Asti.

Sementara itu Kepala Bapeltan Jambi, Zahron Helmy mengungkapkan kegiatan praktek ini harus dilakukan untuk pengembangan kompetensi serta sesuai dengan kebutuhan dan strategi organisasi. “Seorang widyaiswara harus memegang komitmen, keteladanan, profesionalisme, integritas dan disiplin ilmu yang diberikan kepada masyarakat atau pelaku dunia pertanian. Kompetensi yang berkaitan dengan praktek teknis di lapangan mutlak diperlukan demi terselenggaranya pelatihan yang berkualitas,” ujar Kepala Balai dengan tegas.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan pentingnya peran widyaiswara dalam menghasilkan SDM pertanian. “Untuk menghasilkan SDM pertanian yang profesional, kompeten dan berjiwa enterpreneur tentu membutuhkan peran widyaiswara yang memiliki produktivitas tinggi, selalu update dan upgrade terhadap pertanian. Widyaiswara memiliki peran sebagai jembatan inovasi perkembangan pengetahuan dan riset kepada eksekutor pertanian yang meliputi para petani, tenaga teknis dan stakeholder pertanian.,” pungkas Dedi.

Penulis : Wahyudi. N

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru