Pulau Punjung, Oerban.com – Digulirkannya progam replanting bagi perkebunan kelapa sawit rakyat oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian yang bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDKS), ditujukan untuk membantu petani dalam menanam kembali kebun kelapa sawit yang sudah berumur tua dan tidak produktif lagi.
Bantuan ini merupakan wujud nyata peran pemerintah dalam pengembangan perkebunan rakyat nasional khususnya komoditas kelapa sawit yang sampai dengan hari ini menyumbangkan devisa yang besar bagi pemerintah melalui ekspor keluar negeri.
Kegiatan pengembangan kelapa sawit rakyat tidak terlepas dari perencanaan hulu yaitu penyediaan bibit yang berkualitas. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yaitu membangun pertanian membutuhkan kerja sama, perencanaan yang kuat dan mulai dari hulu hingga hilir.
Menanggapi hal tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, “Saya minta seluruh UPT Kementan agar membangun dan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah guna pembangunan pertanian melalui Kostratani,” ungkap Dedi
Untuk menindaklanjuti arahan tersebut, Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Dharmasraya melaksanakan pelatihan pembibitan kelapa sawit bagi petani di BPP Kostratani Koto Baru mulai tanggal 21-23 Januari 2021.
Dalam arahan nya Kepala Bapeltan Jambi, Zahron Helmy menitikberatkan pada fungsi BPP Kostratani sebagai pusat pembelajaran yaitu menyampaikan ilmu ataupun teknologi untuk petani di sekitarnya dapat melalui pelatihan maupun pembuatan demplot teknologi pertanian sehingga petani dapat melihat dan mengadopsinya.
“Disamping itu perlunya menumbuhkan petani petani millenial melalui Kostratani dan penumbuhan P4S yang bisa menjadi cikal bakal terbentuknya Korporasi ditingkat petani melaui BUMP,” ujar Zahron.
Pada pelatihan ini disampaikan cara pembibitan kelapa sawit yang baik dan benar oleh para fasilitataor daerah maupun Bapeltan Jambi. Metode yang digunakan kombinasi teori dalam kelas dan praktek di lokasi pembibitan kelapa sawit. Sehingga diharapkan setelah selesai mengikuti pelatihan para petani mampu melakukan pembibitan secara mandiri untuk mengurangi biaya produksi.
Seperti yang disampaikan oleh Irwan, yang mewakili peserta bahwa ilmu-ilmu teknis yang benar ini sangat diperlukan bagi petani dilapangan karena biasanya petani dapat informasi dari mulut ke mulut. Kedepannya penyiapan bibit untuk replanting kelapa sawit melalui bibit berkualitas menjadi salah satu titik berat dalam pengembangan kelapa sawit rakyat.
Penulis : M. Taufikur Rohman