email : [email protected]

26.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Balas Cuitan Mahfud MD Soal Din Syamsuddin, Fahri Hamzah: Jangan Dipersonalisasi

Populer

Jakarta, Oerban.com – Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, menanggapi cuitan Mahfud MD soal pelaporan isu radikal yang ditujukan kepada Din Syamsuddin.

Lewat akun twiternya, Fahri meminta kepada Mahfud agar pemerintah dapat memperbaiki cara melihat persoalan, mantan Wakil Ketua DPR tersebut juga mengatakan agar cara melihat itu tidak dipersonalisasi.

“Cara pemerintah melihat persoalan perlu diperbaiki prof (Mahfud MD). Jangan dipersonalisasi,” Tulis Fahri di twitternya pada Minggu (14/2).

Fahri mengatakan jika yang terjadi saat ini bukan soal Din, Pigai, atau Abu Janda saja, namun ini adalah soal posisi negara di tengah hingar bingar media sosial.

“Mengapa ‘fasilitas’ yang meng-‘ekstensi’ konflik di dunia maya dibiarkan ada?” Tanya Fahri.

Negara saat ini kata Fahri, sedang bingung dengan warganya yang bising dan bertengkar soal-soal yang tidak jelas. Dan dalam hal ini, negara justru memfasilitasi panggung tidak jelas tersebut lengkap dengan ring tinjunya.

“Udah gitu negara juga nampak berpihak dalam sengketa. Tambah gaduh lah suasana di tengah pandemi corona,” Imbuhnya.

Padahal jika negara berhenti memfasilitasi pertengkaran remeh temeh kata Fahri, baik itu soal percakapan whatsapp dan media sosial, soal anonim memfitnah, atau dua tiga individu yang saling serang di dunia maya, Indonesia diyakini akan bisa damai.

Fahri menyebut jika sudah biasa negara dengan sistem demokrasi itu bising, baginya tak mengapa asalkan dapat berlaku dengan adil.

“Jadi prof, Respon negara atas kebebasan rakyat termasuk di dunia maya bukan dengan membawanya ke ruang sidang, tetapi yang lebih penting dan kebanyakan dari itu adalah menjaga kebebasan agar kedua belah pihak bisa saling jawab dan klarifikasi. Inilah tangga peradaban,” Ucapnya.

Baca juga  Fahri Hamzah Nilai Eksistensi dan Fungsi MPR Saat Ini Tidak Berjalan Dengan Baik

Bagi Fahri sendiri, maki-maki dan omong kotor di seantero negeri telah ada sejak negara belum lahir. Namun sekarang menurutnya, hal tersebut pindah ke dunia maya secara anonim, biar saja kata Fahri. Yang terpenting adalah negara harus adil dan nampak adil.

“Negara harus memfasilitasi kebebasan warga negara yang berdialog se-panas apapun. Tapi, negara harus menjaga diri untuk tetap berada di tengah dan jangan ikut-ikutan berbuat salah dalam mengelola,” Tegasnya.

Melihat dari apa yang terjadi di Amerika, Fahri mengingatkan dampak yang akan ditimbulkan jika pemerintah ikut campur dalam kegaduhan publik.

“Asalkan istana tidak ikut bikin gaduh, rakyat lebih tau batas. Percayalah, rakyat tak seberapa akibat keributannya. Tetapi pemerintah punya efek yang luar biasa. Mari kita mulai menata ruang pikiran publik. Pandemi, krisis ekonomi, bencana dll kita hadapi bersama,” Tutupnya.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru