Jakarta, Oerban.com – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, menyatakan jika gesekan yang terjadi antara KPK dan Polri selalu diawali dengan masalah penanganan kasus korupsi.
Hal itu menurutnya serupa dengan kejadian pada tahun 2017 silam, ketika air keras disiram dengan sengaja kepada dirinya.
Tapi sebelum itu, Novel menjelaskan jika Polri sebagai institusi adalah baik, namun dalam prakteknya terkadang ada beberapa oknum yang memang membawa kepentingan di luar dari seharusnya.
“Semua pergesekan itu selalu dimulai dengan masalah korupsi atau penanganan kasus korupsi yang melibatkan oknum dari Polri,” Kata Novel dalam diskusi daring bersama LBH Jakarta pada Kamis (25/2).
Permasalahan korupsi sendiri di dalam tubuh Polri adalah permasalahan yang sangat serius menurut Novel, karena dampak yang ditimbulkan akan sangat luas ketika itu terjadi di lembaga penegak hukum, seperti Polri misalnya.
Lebih lanjut, Novel menjelaskan jika tugas-tugas Polri memiliki korelasi dengan keteraturan, penegakan hukum yang baik, dan banyak hal. Namun hal itu akan berlaku sebaliknya jika korupsi terjadi, efeknya akan sama seperti yang pernah dirasakannya.
“Hal itulah yang kemudian menimbulkan beberapa permasalahan, diantaranya adalah hingga menyebabkan saya beberapa kali diserang, dan saya meyakini bahwa itu ada korelasi dengan penganan kasus korupsi yang saya ikut menangani,” Jelas Novel.
Selain itu, dirinya juga meyakini jika hal tersebut ada kaitan dengan oknum-oknum tertentu yang bertugas dan memiliki posisi di Polri. Begitu juga dengan penyerangan air keras yang diterimanya pada 11 April 2017 silam.
“Ketika hal itu terjadi memang saya pernah menyampaikan beberapa kali di media, bahwa akan ada hal-hal yang membuat penanganan perkaranya tidak berjalan dengan baik,” Ujar Novel.
Lalu, menyoal proses hukum yang dilakukan kepada pelaku penyerangan terhadap dirinya, Novel mengaku jika banyak sekali terjadi permasalahan.
Seperti terjadinya pembelaan yang terlalu berlebihan dari divisi hukum Mabes Polri, hingga melibatkan beberapa Kombes bahkan Jenderal sekalipun.
“Ini suatu hal yang sangat luar biasa seolah-olah seperti orang yang sangat berjasa sekali yang dilindungi ini,” Kata dia.
Sampai saat ini, Novel sendiri tidak mengetahui apakah pelaku penyiraman tersebut benar-benar menjalani hukuman dan ditahan sebagaimana mestinya. Karena memang pelaku tersebut kata Novel, ditahan di kelapa dua, tempatnya lebih tertutup.
Novel memandang jika apa yang dilakukan anggota Polri itu kepada dirinya adalah hal yang sangat serius, sebab dalam rangka menyerang penegak hukum yang bertugas memberantas korupsi.
Selain dari prosesnya yang ringan dan seolah mendapat proteksi, Satu hal yang paling penting menurut Novel adalah, dirinya tidak pernah mendengar jika pelaku yang bersangkutan dipecat atau diberhentikan secara tidak hormat.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini