Bangko, Oerban.com – Sosialisasi dan aplikasi penanaman padi teknik jajar legowo senantiasa diserukan Kementerian Pertanian karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan teknik tanam biasa. Hal ini lah yang dilakukan penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi yang mengajak Petani wilayah binaannya untuk menerapkan sistem tanam jajar Legowo (Jarwo) ini. Kali ini sistem tanam ini sedang dipraktekkan di kelompok tani Tekad Makmur yang diketuai oleh M. Zen
Pola yang dipakai pada penanaman Jarwo di luasan tanam 25 ha ini adalah 4:1 dengan varietas padi yang ditanam inpari 30. Didampingi oleh penyuluh BPP Pamenang Binhar Sianturi, SP beserta koordinator BPP Arpan, SP memberikan motivasi tersendiri bagi petani untuk menerapkan teknik tanam jaar legowo ini.
“ Penyuluh BPP Pamenang selalu mendampingi dan mengajak petani menerapkan metode baru dalam rangka meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan,” Kata Arpan SP.
Arpan menambahkan melalui sistem tanam jajar legowo ini dapat menghemat benih dan pemupukan yang mudah dilakukan, hasil anakn juga lebih banyak sehingga poduktivitas meningkat.
Hal inilah yang diharapkan menteri Pertanian Syahrul Yasil Limpo, “Menanam dengan teknik jajar legowo telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian. Oleh karena itu, kita berharap petani bisa menyerap materi yang disampaikan untuk kemudian diterapkan di lahan masing-masing,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Jarwo 4:1 menerapkan setiap empat baris tanaman diselingi satu barisan kosong. Tipe ini memiliki dua baris tanaman pinggir dan dua baris tanaman tengah dengan jarak tanam 20 cm.
Jarwo 4:1 yang direkomendasi Kementan melalui penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan (Balitbangtan) mengatur jarak tanam agar mampu menampung populasi tanaman lebih banyak, dan tanaman pinggir lebih banyak pula. Jarak tanam dapat dimodifikasi sesuai kondisi dan tingkat kesuburan lahan serta varietas yang digunakan. Di lahan subur, jarak tanam bisa lebih lebar sementara pada lahan kurang subur jarak tanam bisa dikurangi.
Jarak tanam disesuaikan varietas padi yang digunakan, misalnya tanaman padi yang tipe penampilannya lebat dan tinggi jarak tanam agak diperlebar, begitu pula sebaliknya, untuk varietas padi yang kurang lebat jarak tanamnya dikurangi.
Jarwo mengatur jarak tanam, dalam satu petak lahan ada beberapa barisan kosong dengan jarak lebih lebar ketimbang jarak antar barisan tanaman. Singkatnya, Jarwo adalah cara menanam padi dengan pola beberapa barisan tanaman diselingi satu barisan kosong.
Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan kosong dipindah sebagai tanaman sisipan di dalam barisan, yang direkomendasi paket Pengelolaan Tanaman Terpadu [PTT]. Memudahkan pemeliharaan, pemupukan, penyemprotan dan pengawasan lantaran dapat dilakukan melalui barisan kosong sehingga tanaman tak terganggu.
Adanya barisan kosong, lingkungan relatif lebih terbuka sehingga hama terutama tikus tidak menyukai tempat tersebut. Jarwo juga mengurangi kelembaban sehingga perkembangan penyakit bisa ditekan.
Jarwo 4:1 juga menghemat penggunaan pupuk, karena lebih terkonsentrasi pada tanaman dalam barisan. Jumlah tanaman pinggir lebih banyak, sehingga kualitas pertumbuhan dan jumlah produksi lebih baik. Tanaman di barisan pinggir memiliki ruang tumbuh lebih leluasa dan mendapat intensitas sinar matahari lebih banyak, yang akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan) mengingatkan peningkatan produktifitas tanaman padi adalah hal yang sangat penting saat ini.
“Tuntutan pertanian saat ini adalah meningkatkan produktivitas dan meminimalisir losses seminimal mungkin.” kata Dedi Nursyamsi.
Penulis: Wahyudi N