email : [email protected]

28 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Kendalikan OPT Secara Dini, Penyuluh Dampingi  dan Kawal Petani

Populer

Lhoksukon, Oerban.com – Pengendalian hama penyakit yang efektif adalah dengan pengamatan secara dini untuk mengetahui keberadaan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Seperti pengamatan OPT secara rutin oleh petani Padi  di kecamatan Sawang, Aceh.

Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) padi adalah langkah awal yang wajib dilakukan petani untuk mengetahui hama atau penyakit yang kemungkinan muncul pada tanaman. Dengan melakukan pengamatan, petani dapat mengetahui keberadaan awal organisme pengganggu tanaman (OPT), sehingga pengendaliannya sejak awal sebelum populasi OPT menyebar luas.

Salah satu kegiatan penyuluh adalah melakukan pengawalan dan pedampingan oleh petani di kecamatan sawang,  Provinsi Aceh  didampingi penyuluh pertanian di BPP Sawang dan petugas POPT, melakukan pengawalan dan pendampingan, meski di tengah pandemic Covid-19.

Dari pengamatan penyuluh, petugas POPT dan petani mendapati serangan hama putih palsu pada tanaman padi yang dipupuk berat. Ledakan populasi/jumlah dapat terjadi pada musim tanam setelah musim kemarau yang panjang. Kerusakan  akibat serangan larva/ulat putih palsu terlihat dengan adanya warna putih pada daun pertanaman. Siklus hidup hama berkisar 30-60 hari.

“Gejala serangan ditandai daun bergulung dan terdapat garis-garis putih transparan sepanjang 15-20 cm, dalam setiap daun terdapat lebih 1 garis, jika terjadi serangan berat setiap tanaman  banyak gulung-gulungan daun serta daun yang rusak berat akan mongering dan sawah yang terserang berat tampak seperti terbakar,” jelas Musliadi selaku penyuluh setempat.

Musliadi menambahkan untuk mengendalikan hama putih palsu pada tanaman padi adalah dengan mengurangi dosis pupuk N (seperti Urea). Lakukan  pupuk berimbang antara N, P, dan K dan memberantas gulma (rumput penganggu) di pematang sawah.

Pengamatan secara rutin dan pengendalian sejak dini dapat menekan angka OPT, sehingga target dapat tercapai secara optimal. Secara berkala petani bersama petugas lapangan dan POPT melaksanakan gerakan pengamatan, guna tercapainya target produksi yang optimal.

Hal ini sejalan dengan Kostratani sebagai program strategis Kementerian Pertanian, bahwa BPP sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran dan pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.

Seperti yang dicanangkan Kementerian Pertanian bahwa “Pertanian Tidak Boleh Berhenti” karena virus Corona tidak bisa diselesaikan dengan hanya menjaga kesehatan, tetapi  ketersediaan pangan harus diutamakan. Dengan ketersediaan pangan yang sehat serta terpenuhinya kebutuhan pangan sehari-hari,  secara tidak  langsung imunitas tubuh juga akan mengikuti.

“Kami selaku penyuluh pertanian tetap melakukan pedampingan pada petani untuk mengupayakan hasil pertanian yang maksimal  dan menjaga ketersediaan hasil pertanian mulai dari pengolahan lahan, pengendalian HPT sampai panen hingga pasca panen walaupun kondisi masih  covid-19 jelas  penyuluh pertanian,” ungkap Musliadi.

“Kami  terus  melakukan  bimbingan terhadap petani   tentang  cara pengendalian hama penyakit, pemupukan berimbang serta bagaimana melakukan pemeliharaan yang efektif sehingga  nanti saat panen nanti akan memperoleh hasil yang memuaskan,” lanjutnya.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak boleh tertunda apalagi terhenti. Begitu pula kegiatan olah tanah, olah tanam hingga panen padi oleh petani didampingi penyuluh harus tetap berlangsung meskipun  masih  Covid-19 saat ini.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof Dedi Nursyamsi menindaklanajuti hal tersebut dengan menggerakkan Tim BPPSDMP untuk mengawal intensif petugas daerah, penyuluh pertanian dan petani  untuk memastikan tetap pembangunan pertanian tetap produktif.

Penulis : Puji Lestari

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru