email : [email protected]

24.6 C
Jambi City
Monday, November 25, 2024
- Advertisement -

NasDem Tantang Indonesia Keluar dari Jebakan Politik Elektoral

Populer

Jakarta, Oerban.com – Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Willy Aditya menantang pemikir, masyarakat sipil, dan politisi Indonesia untuk keluar dari jebakan politik elektoral rendahan. Menurutnya politik punya tugas mendidik masyarakat yang jauh tertinggal.

“Pendekatan-pendekatan kuantitatif itu benar-benar sudah menyesatkan. Kita harus keluar dari hal itu. Kalau diikuti terus, kualitas demokrasi kita menjadi pertaruhan,” tegas Willy dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/6).

Pernyataan Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem itu menanggapi diskusi yang digelar Indonesia Presidential Studies bekerja sama dengan FixJakarta.com yang mengangkat tema Calon Presiden Non-Muslim.

“RUU Pemilu saja belum usai dibahas DPR, tapi masyarakat kembali disuguhkan wacana politik kekuasaan lima tahunan dan keluar dari perdebatan soal tiga periode,” ujar Willy.

Willy menegaskan soal capres berbasis agama, kesukuan, dan politik populisme sempit itu perlu direstorasi. Pendekatan ilmiah, kemampuan, rekam jejak, dan kebajikan kepemimpinan harus terus didesakkan dalam wacana politik masyarakat.

“Di NasDem hal demikian terus kami usung. Sikap politik ilmiah yang idealis ini memang punya konsekuensi dan kami sudah menerimanya. Pak Surya Paloh sebagai teladan pernah berucap, bahwa dia memimpikan ada Woworuntu dari Sulawesi, Siagian dari Sumatera, hitam kulitnya dan keriting rambutnya dari Papua menjadi Presiden Indonesia. Dan itu benar-benar dia perjuangkan lewat Partai NasDem,” katanya.

Legislator NasDem itu menambahkan, pertarungan politik di Indonesia paska Orde Baru meninggalkan jauh usaha-usaha membangun narasi kebangsaan. Politik kebangsaan jadi dikerdilkan dengan hanya sibuk menempatkan diri pada kekuasaan.

“Narasi kebangsaan dalam politik dan jagat sosial kita makin langka. Masyarakat sipil, aktivis, dan partai-partai lain saya tantang, ayo kita sama-sama mengaktifkan kembali politik kebangsaan. Ini tugas bersama, hand-in hand kita lakukan ini,” tantangnya.

Baca juga  Soal Pertemuan Jokowi dan Parpol Koalisi, Andi Arief: Hanya Dua Orang Yang Masih Mungkin Mempertahankan Demokrasi

Lebih jauh, wakil rakyat dari dapil Jawa Timur XI (Bangkalan, Sampang, Sumenep, Pamekasan) itu menegaskan politik perlu dikembalikan pada ranah kebangsaan yang nondiskriminasi, keluhuran kemanusiaan, yang secara bernas melangkah untuk cita-cita konstitusi. Itulah menurut Willy menjadi medan politik pilihan sadar Partai NasDem.

“Itu kenapa restorasi menjadi penting. Kalau pada satu sisi politik elektoral adalah tesis, dan populisme politik adalah antitesisnya, maka kita perlu bangun sintesanya, jalan keluarnya. Maka teman-teman aktivis, masyarakat sipil, politisi, ayo dong dengan fakta yang ada ini, kita buat solusinya, kita jalankan program restorasi,” tambahnya.

Ketua DPP Partai NasDem itu mengingatkan, narasi kebangsaan yang sudah makin sayup di tengah masyarakat akan terus menghasilkan politik dangkal jika tidak ada upaya serius mengubahnya.

“Tidak bisa cepat memang, tapi harus dimulai. Narasi kebangsaan yang bukan lagi vis a vis agama, budaya, kesukuan, kaya-miskin. Kita perlu menghidupkan itu, restorasi itu, di jagat politik Indonesia,” pungkasnya.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru