Jakarta, Oerban.com – Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan saat ini yang dibutuhkan Indonesia adalah pikiran dan energi positif, agar bisa menumbuhkan semangat masyarakat untuk bertahan dan saling mendukung.
Selain itu di ruang publik, kata dia, juga dibutuhkan pemberitaan media yang kondusif. Tanpa harus menanggalkan independensi dan objektifitas yang dimiliki masing-masing media.
Lebih lanjut, Mahfud memberitahukan, pemerintah Indonesia ingin mengajak para pemimpin media dan penentu kebijakan redaksi untuk berembuk. Sebab informasi yang beredar di publik dalam kondisi pandemi saat ini makin mengkhawatirkan.
“Data yang terbaru misalnya, tanggal 23 Januari sampai 3 Agustus jumlah hoax tentang Covid mencapai 1.827 Hoax,” ungkapnya seperti dikutip dari video di kanal YouTube Kemenko Polhukam RI, Kamis (5/8/2021).
Dia menambahkan, jika diviralkan satu berita menjadi ribuan atau bahkan jutaan, sudah berapa orang yang keracunan dari situ. Untuk vaksin sendiri Mahfud menyebutkan telah ditemukan 278 berita hoax, Akibatnya masyarakat lah yang menjadi korban.
“Pada titik inilah peran teman-teman media yang sekarang kita bertemu ini sangat dibutuhkan, untuk mengimbangi dengan berita-berita yang kredibel,” ucapnya.
Mahfud menjelaskan, yang membedakan media sosial dan media mainstream adalah kualitas konten, baik sisi akurasi maupun aspek etik dan moral konten yang disebarkan.
Mengenai kecenderungan mengarahkan opini, dia menyebutkan hal itu tidak menjadi masalah, karena memang telah menjadi tugasnya media. Tetapi, substansinya jangan sampai dibelokkan, dipalsukan, dan didramatisir sedemikian rupa.
“Itu yang terjadi pada medsos, tapi sekali lagi, semua itu membutuhkan kesadaran kita untuk memahami kondisi psikologis publik dan kerja keras yang bersama-sama sedang kita lakukan,” terangnya.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini