Jakarta, Oerban.com – Anggota Komisi DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah agar terus meningkatkan testing dan tracing Covid-19, serta jangan terlena dengan target yang telah terlampaui.
“Pemerintah pusat dan daerah harus terus melakukan peningkatan testing dan tracing sebagai upaya menemukan kasus positif dan kontak erat Covid-19,” ujar Netty dalam keterangan media, Minggu (26/09).
Menurut Netty, pemerintah mengklaim telah melakukan testing sebanyak 1,1 juta orang per minggu pada 20 September 2021.
Jumlah itu telah melampaui standar WHO yang sekitar 270 ribu orang per pekan dengan positivity rate di bawah 5 persen.
Namun, kata Netty, Pemerintah tetap harus waspada dan jangan terlena. Apalagi saat ini telah terjadi pelonggaran PPKM yang dapat memicu lonjakan kasus. Salah satunya adalah pembelajaran tatap muka yang mulai diberlakukan di beberapa daerah.
Survei Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terhadap sekolah yang menggelar PTM terbatas di Jawa Barat menunjukkan 1.152 guru dan tenaga kependidikan serta 2.478 siswa terinfeksi Covid-19 selama gelaran PTM terbatas. Dari sumber yang sama, diketahui terdapat 149 sekolah di Jawa Barat yang menjadi klaster Covid-19.
Oleh karena itu, dalam kunjungan spesifik Komisi IX DPR RI terkait pengawasan testing dan tracing Covid-19 di Jawa Barat, Netty meminta pemerintah daerah agar meningkatkan testing dan tracing, terutama di sekolah yang telah menyelenggarakan PTM.
“Waspadai PTM dengan melakukan testing berkala. Lakukan sebagai langkah antisipasi guna melindungi siswa dan tenaga pendidik. Pemda tidak perlu khawatir bahwa peningkatan testing akan meningkatkan temuan kasus positif. Jika upaya penanggulangan berjalan baik, maka angka positive rate akan tetap rendah meskipun testing meningkat,” kata Netty.
“Justru dengan adanya temuan kasus baru, pemda dapat melakukan penanganan sedini mungkin sehingga tidak terjadi pemburukan kasus. Terbukti daerah yang testing dan tracing-nya tinggi lebih cepat menurunkan kasus, seperti Jakarta dan Jawa Timur,” tutupnya.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini