email : [email protected]

26.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

HOTS (High Order Thinking Skill) dan Kaitannya dengan Kemampuan Literasi dalam Pembelajaran Sains (IPA Terpadu)

Populer

Oleh : Suci Ana Yolanda

Mahasiswa magister pendidikan fisika Universitas Negeri Padang

Memasuki Abad pengetahuan yaitu abad ke-21, pendidikan dihadapkan pada tantangan yang semakin berat, salah satu tantangan tersebut adalah bahwa pendidikan hendaknya mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan utuh dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Menurut Abidin pada buku nya yang diterbitkan tahun   menjelaskan, pada karakteristik pendidikan pada abad ke-21 berbagai kompetensi utama yang harus dimiliki oleh peserta didik diantaranya yaitu keterampilan belajar dan berinovasi, menguasai media dan informasi, dan kemampuan kehidupan dan berkarier. Adapun visi pendidikan pada abad 21 yang lebih berdasarkan pada paradigma learning adalah belajar berpikir yang berorientasi pada pengetahuan logis dan rasional, belajar berbuat yang berorientasi pada bagaimana mengatasi masalah, belajar menjadi mandiri yang berorientasi pada pembentukan karakter, dan belajar hidup bersama yang berorientasi untuk bersikap toleransi dan sikap bekerjasama.

Pemerintah mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan HOTS atau Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu berpikir kritis (critical thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration), dan kepercayaan diri (confidence). Lima hal yang disampaikan pemerintah yang menjadi target karakter peserta didik tersebut pada sistem evaluasi, yaitu dalam Asesmen kompotensi Minimum (AKM) dan juga merupakan kecakapan abad 21. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul masih rendahnya peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain, sehingga standar soal Asesmen kompotensi Minimum (AKM) ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan. 

Baca juga  Optimalisasi Pembelajaran Fisika Menggunakan Aplikasi Kinemaster

Literasi merupakan kemampuan atau keterampilan dalam membaca, matematika dan sains. Di dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPA, diharapkan kemampuan peserta didik tidak hanya berhitung saja, akan tetapi diharapkan peserta didik dapat menggunakan sains dalam menyelesaikan permasalahan di kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran IPA terpadu mencakup aspek produk, proses, sikap, dan aplikasi. High Order Thinking Skills merupakan kemampuan untuk menghubungkan, memanipulasi, dan mengubah pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki secara kritis dan kreatif dalam menentukan keputusan untuk menyelesaikan masalah pada situasi baru. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh emi rofiah tahun 2018 yang mengembangkan  modul pembelajaran ipa berbasis high order thinking skill (hots) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII smp/mts, yang mana pada penelitian yang dilakukan menjelasakan bahwa Modul pembelajaran IPA berbasis HOTS dengan tema sistem penglihatan manusia dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Dan Wahyu ningsih dalam jurnalnya yang diterbitkan pada tahun 2014 menyebutkan bahwa Keterampilan generik sains merupakan keterampilan yang mengajak peserta didik untuk berpikir melalui sains. Pembelajaran IPA SD terdapat empat aspek yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap. Aspek pembelajaran IPA SD akan lebih mudah diperoleh jika peserta didik menguasai keterampilan generik sains, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 

Melalui high order thinking peserta didik akan membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah, mampu mengkontruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas, dimana kemampuan ini jelas memperlihatkan bagaimana peserta didik bernalar. Sehingga dengan adanya keterampilan generik sains peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau high order thinking dengan menelaah informasi yang telah di dapat dan menerapkannya ke dalam situasi baru, seperti peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang ada di sekitarnya.

Baca juga  Kolaborasi Rumah Baca Jakose dan Indika Foundation dalam Proyek Ininnawa: Membangun Komunitas Ramah Anak

 

 

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru