Oleh : Nici Jumatul Fitri
Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNP
Abad 21 merupakan masa dimana kebutuhan kehidupan manusia semakin berkembang pesat dalam berbagai sektor, hal ini menuntut setiap manusia untuk mampu menggunakan IPTEK dengan sangat baik, mampu berkomunikasi, ulet dan mampu berfikir tingkat tinggi secara kritis dan kreatif dalam memecahkan problem tertentu.
Bersamaan dengan hal tersebut pengetahuan akan budaya yang dimiliki suatu daerah dan bangsa penting juga untuk ditanamkan kepada diri peserta didik hal ini dikenal dengan istilah etnosains yang merupakan suatu proses pengenalan potensi-potensi suatu daerah serta menanamkan sikap cinta terhadap budaya dan bangsa dalam proses pembelajaran.
Mencetak generasi tersebut tentu harus ada dorongan dari sistem pendidikan. Pendidikan telah melakukan berbagai upaya salah satunya adalah merubah paradigma pembelajaran dari teacher center menjadi student center, dari single media menjadi multi media, serta pengintegrasian etnosains ke dalam pembelajaran. Mewujudkan paradigma pembelajaran tersebut tentunya sebagai pendidik harus mengunakan pendekatan yang tepat agar dapat mencetak generasi sesuai yang diharapkan. Salah satunya dengan pengintegrasian etnosains kedalam pembelajaran.
Bentuk etnosains akan lebih muda diidentifikasi melalui proses pendidikan tentang kehidupan sehari-hari yang dikembangkan oleh komunitas budaya, baik proses, cara, metode, maupun isinya. Pengetahuan budaya seperti dongeng, tembang, permainan-permainan, rumah adat, ritual adat, produksi lokal, pemanfaatan alam merupakan salah satu wujud sistem pendidikan etnosains.
Berdasarkan dari hasil penelitian I. D. Palittin, dkk mengintegrasikan etnosains ke dalam pembelajaran dapat melibatkan peserta didik secara penuh dalam belajar dan juga relevan digunakan dalam pembelajaran di abad 21. Berdasarkan pendapat tersebut menggambarkan bahwa pengintegrasikan etnosains sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran dengan kebutuhan saat ini.
