Kupang, Oerban.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan pemahaman pengelolaan keuangan amat penting bagi para petani untuk membantu membuat perencanaan yang matang dalam mengelola usaha taninya, mulai dari pra panen sampai pascapanen.
“Sehingga terjadi yang namanya peningkatan kesejahteraan petani. Karena apa, mereka lebih efisien karena sudah paham bagaimana cara mengatur biaya-biaya pengeluaran selama bertani,” ujar Mentan melalui keterangan tertulisnya.
Untuk itulah, Kementan melalui berbagai programnya terus mencoba meningkatkan kesadaran petani terkait dengan pentingnya literasi keuangan. Salah satu program yang berkomitmen dalam meningkatkan literasi keuangan bagi petani adalah READSI.
Peningkatan kapasitas literasi keuangan dilakukan secara berjenjang yaitu jenjang Master of Training untuk widyaiswara, Training of Trainers untuk penyuluh pertanian dan fasilitator desa, serta pelatihan bagi petani. Ketiga jenjang tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam diseminasi literasi keuangan.
Kelanjutan ToT ini diselenggarakan dua tahap mulai tanggal 17 – 22 Januari dan tanggal 24-29 Januari di dua UPT Puslatan BBPP Batangkaluku. Dan BBPP Kupang. Seperti yang dilaporkan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati penyelenggaraan TOT ini melibatkan 6 Kabupaten pada sesi I dan 6 kabupaten pada sesi kedua yan terdiri dari wilayah Sulawesi dan Kupang. “ Adapaun tujuan TOT literasi keuangan dan KUR bagi penyuluh dan fasilitator Desa ini adalah meningkatkan kapasitas penyuluh dan fd untuk dapat memfasilitasi literasi keuangan dan akses kur dengan sasaran peserta dari kabupaten konawe, Bone Bolango, Gorontalo, Pahuwato, Banggai, Buol, Parimo, Poso, Toli-Toli, Belu, dan Kupang” Ungkap Leli saat Pembukaan Pelatihan yang dilakukkan secara daring.
Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan saat membuka TOT ini Readsi merupakan salah satu program yang kegiatannya untuk pemberdayaan petani dan penyuluh. Tidak hanya meningkatkan Karakter Building dan kemampuan tapi bagaimanan mengimplementasikan inovasi teknologi, managemen agribisnis agar kesejahteraan petani , kedaulatan pangan ekspor dapat tercapai.
“Pada kesempatan ini saya menyambut baik TOT ini bagaimana penyuluh mengerti memahami dan mengaplikasikan bagaimana mengelola system agribisnis,” ungkap Dedi
Dedi Juga berpesan kepada penyuluh 3 hal penting dalam mengelola keuangan : yaitu Jujur, mengelola uang negara harus tertulis, Menggunakan SOP (mengikuti peraturan perundanga) dan Fleksibel.
Sebagai bentuk penjaminan kualitas, TOT didukung oleh kolaborasi dari sisi fasilitator seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, BBPP Lembang, BBPP Binuang, BBPP Kupang, dan BBP. Setelah pelatihan ini diharapkan Penyuluh dan Fasilitator Desa dapat mengaplikasikan langsung ke petani untuk pendampingan pengelolaan keuangan rumah tangga dan manajemen keuangan usahatani bagi petani serta dapat mengakses Kur.