Ankara, Oerban.com – Posisi Turki sebagai mediator konflik Rusia – Ukraina menunjukan kemajuan yang signifikan, sebab pada KTT 29 Maret kemaren kedua delegasi sebagian besar memberi isyarat menyetujui draft yang dibuat.
Prospek resolusi damai untuk perang di Ukraina tumbuh pada hari Sabtu sebagai negosiator utama untuk Kyiv mengatakan Moskow sebagian besar menyetujui proposal mereka, setidaknya “secara lisan,” dengan rancangan dokumen telah mencapai tahap di mana hal itu akan dibahas oleh pemimpin masing-masing negara.
Negosiator David Arakhamia mengatakan kepada saluran televisi Ukraina bahwa setiap pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan “dengan kemungkinan besar” berlangsung di Turki, di Istanbul atau Ankara.
Rusia telah mengindikasikan bahwa rancangan dokumen perjanjian damai berada pada tahap yang cukup maju untuk memungkinkan konsultasi langsung antara para pemimpin kedua negara, Interfax Ukraina melaporkan mengutip Arakhamia.
“Federasi Rusia telah memberikan jawaban resmi untuk semua posisi, yaitu bahwa mereka menerima posisi (Ukraina), kecuali untuk masalah Krimea (dianeksasi oleh Rusia pada 2014),” kata Arakhamia.
Dia mengatakan bahwa sementara “tidak ada konfirmasi resmi secara tertulis,” pihak Rusia mengatakannya “secara lisan.” Komentar itu muncul ketika Ukraina mengatakan telah merebut kembali kendali atas seluruh wilayah Kyiv.
Arakhamia mengatakan Moskow telah sepakat dalam pembicaraan bahwa referendum tentang status netral Ukraina “akan menjadi satu-satunya jalan keluar dari situasi ini.”
Ditanya apa yang akan terjadi jika Ukraina memilih menentang status netral untuk negara itu, Arakhamia mengatakan “kami akan kembali ke keadaan perang, mungkin, atau kembali ke negosiasi baru.”
Kremlin bersikeras bahwa Ukraina mengadopsi status netral.
Arakhamia mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan “menelepon kami dan Vladimir Putin” Jumat, mengatakan dia akan menjadi tuan rumah pertemuan itu.
“Baik tanggal maupun tempatnya tidak diketahui, tetapi kami percaya bahwa tempat itu kemungkinan besar adalah Ankara atau Istanbul,” katanya.
Turki, yang memiliki hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina, telah berusaha menengahi konflik tersebut.
Sejak Putin melancarkan invasi ke Ukraina, Zelenskyy telah berulang kali menyerukan pembicaraan tatap muka dengan mitranya dari Rusia.
Sumber : Daily Sabah