Oleh : Hendri Yandri*
Kemana Tujuannya? “Kizilelma”. Itulah Bahasa sandi yang digunakan kelompok Ahlat (Sijenggot Putih) ketika memberikan data-data rahasia kepada Ertugrul. Kizilelma sendiri berarti Apel Merah, sebuah perumpamaan buah-buahan surga yang menjadi makanan penduduk surga. Apel merah menandakan buah yang segar dan indah, sedangkan untuk mendapatkan buah apel merah dan segar ini hanya ada didalam surga. Kizilelma digunakan sebagai kata kunci dalam pertemuan antar anggota yang mendapat restu Sijenggot Putih.
Dimasa Ertugrul, posisi Turki masih terpecah belah dalam komonitas dan suku. Masing-masing suku berebut pengaruh baik dalam suku masing-masing ataupun antar suku. Sebagai suku bangsa yang nomaden, masyarakat Turki belum memikili negara, mereka masih berada dalam pengaruh bangsa-bangsa besar seperti Seljuk, Mongol, maupun Romawi. Pengaruh bangsa-bangsa ini sangat dalam, sehingga pertikaian antar suku bangsa Turki tidak bisa dihindari. Akibat pertikaian itu, muncul mata-mata diantara suku, saling intai dan saling curiga. Guna mengantisipasi, seorang tetua suku bangsa Turki yang ditinggal di Ahlat membuat satu perkumpulan yang ingin menyatukan suku-suku yang ada, sehingga diperlukan kehati-hatian, dari sinilah muncul istilah Kizilelma (apel merah).
Visi 2023 Turki menurut analis the meadle east Mohammad Husein, adalah mengembalikan masa keemasan imperium Turki. Husein menggaris bawahi bahwa posisi Turki saat ini dan mengacu beberapa analisa serta strategi yang tengah dijalankan Erdogan memberikan indikasi yang kuat bahwa pemerintah dan masyarakat Turki ingin menjadi penyeimbang kekuatan dunia, khususnya di Asia Tengah. 2023 adalah masa berakhirnya perjanjian Laussane antara Turki dengan negara-negara Eropa pasca perang dunia I. Perjanjian ini melibatkan Turki, Inggris, Perancis, Italia, Yunani, Rumania, Yugoslavia, dan Jepang. Tentu saja perjanjian ini dibuat untuk menekan Turki yang kalah perang bersama Jerman dan Bulgaria. Negera-negara seperti Inggris, Perancis, Italia dan Yunani mencaplok beberapa wilayah yang dulu merupakan bagian Turki. Sementara Jazirah Arab resmi melepaskan diri dari kekuasaan Turki sehingga posisi Turki saat itu makin lemah, belum lagi revolusi muda yang digerakan oleh Mustafa Kemal Attarturk yang merubah Monarki Turki menjadi Republik membuat Turki kehilangan pengaruh.
Turki 2023 seolah menjadi manifesto bersama antara berbagai elemen masyarakat Turki, baik dikalangan pemerintah, elit politik, pengusaha, militer, tokoh agama dan budaya serta hampir semua anak muda Turki untuk “Turki Baru”. Belakangan terlihat pertumbuhan ekonomi Turki 2,6 Triliun US Dolar dengan perkapita masyarakatnya 25.000 US dolar angka ini tentu jauh diatas rata-rata negara Eropa. Proyek prestisius dibuat dibeberapa negara bagian, baru-baru ini telah diresmikan jembatan terpajang kedua di dunia yang melintasi selat Canakkale dengan panjang 4,6 KM menghubungkan Asia dan Eropa. Jembatan ini dibuat untuk memperingati 107 tahun perang dunia I disekitar selat Canakkale 1915 yang dimenangkan oleh tentara Turki.
Turki bersama negara-negara Turk (Turk Council) terdiri dari Turki, Azerbaijan, Ozbekistan, Kazakhtan, Kirgikistan, Turkmenistan, Turki-Syprus, ditambah negara peninjau seperti Hongaria dan Georgia juga membuat beberapa kerjasama baik ekonomi, pendidikan, wisata dan pertahanan. Usaha negara-negara Turk Council ini mengarah pada pembentukan aliansi baru yang solid sesama bangsa Turk. Masyarakat Azerbaijan sangat kagum dan bangga dengan Turki, demikian juga sebaliknya, bahkan sering diungkap sebagai satu bangsa dua negara. Bantuan Turki pada Azerbaijan dalam konflik Nargono-Karabakh terlihat nyata. Turki memberikan fasilitas pesawat tanpa awak (drone Bayraktar TB2) kepada Azerbaijan sehingga kemenangan diraih oleh Azerbaijan atas konflik yang hampir 43 Tahun. Akibat penggunaan drone super canggih itu, kini banyak negara yang ingin membeli dan berkerjasama dengan Turki karena terbukti mampu memenangkan perang secara efektif.
Industri pertahanan Turki sedikit-demi sedikit diikuti oleh negara-negara Eropa, setidaknya Spanyol, Italia, Perancis dan Yunani membuat kesepakatan membangun produki drone yang mereka katakan lebih canggih dari drone Bayraktar TB2 milik Turki. Sementara negara-negara Eropa baru akan memulai membangun industri pesawat tanpa awak, kini Turki tengah mengembangkan drone supersonik yang diberi nama Bayraktar Kizilelma. Pada 12 Maret 2022 lalu, produsen pesawat tanpa awak ini mengumumkan proyeksi drone supersonik yang mempunyai berbagai keunggulan seperti mampu mengangkut beban 6 Ton, ketinggian jelajah 35.000 kaki, kecepatan 900km/h, serta menyerang sasaran sejauh 930 KM. Drone ini dikombinasikan dengan berbagai jenis misile baik darat keudara, ataupun dari udara keudara.
Kizilelma (apel merah) diproyeksikan mengudara pada tahun 2023, satu proyek yang tepat diluncurkan ketika perjanjian Lausanne berakhir. Kode sandi yang semua orang sudah tahu mengarah kemana.
Penulis CEO Oerbanesia Cyber Media