email : [email protected]

26.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Berada di Sentra Paprika, Petani Milenial asal Pasuruan Tembus Pasar E-commerce

Populer

Pasuruan Oerban.com – Melihat Capsicum annuum atau lebih dikenal dengan paprika berwarna merah, kuning, hijau, ungu tentunya menggugah selera makan kita. Kelompok buah dalam kelompok terong-terongan ini memiliki rasa manis dan sedikit pedas. Selain digunakan sebagai pelengkap masakan, paprika ternyata juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Dilansir dari situs hallosehat, paprika memiliki berbagai manfaat untuk Kesehatan, mulai dari menjaga kesehatan mata, memelihara kekuatan tulang, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung serta pembuluh darah, mengendalikan kadar gula darah, menjaga berat badan ideal serta sederet manfaat lainnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, setiap daerah harus bisa memaksimalkan potensi komoditas yang dimiliki.

“Setiap daerah harus bisa memaksimalkan komoditas unggulan yang dimiliki. Bila perlu dijadikan komoditas ekspor,” ungkap Syahrul.

Tak hanya itu, Syahrul juga mengatakan petani harus mendapatkan pengetahuan agar komoditas dapat dikemas lebih menarik.

“Yang harus kita lakukan adalah meningkatkan nilai dari produk pertanian. Artinya kemasan pun menjadi sangat penting untuk menaikkan nilai jual,” kata Syahrul.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan potensi untuk mengembangkan paprika sangat menjanjikan.

“Namun, pengembangannya harus mengikuti sistem budidaya yang di anjurkan oleh penyuluh. Oleh karena itu, kita minta penyuluh mendampingi agar petani tahu bagaimana menanam budidaya paprika yang baik. Selain itu, pengemasan pasca panen juga harus baik,” ujarnya.

Dedi berharap budidaya paprika ini bisa lebih maju lagi, dan bisa menyuplai pasar.

“Tentu kita juga berharap pendapatan petani yang mengelola komoditas ini juga meningkat pendapatannya. Apalagi pangsa pasarnya masih cukup besar, sekitar 60 persen. Harganya juga menarik dan tidak terlalu fluktuatif. Intinya, usaha budidaya paprika ini sangat menguntungkan,” jelasnya.

Baca juga  Jaga Stabilitas Harga, Kementan Bentuk Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah

Dedi, mengatakan petani saat ini dituntut untuk menguasai on farm dan off farm. “Petani tidak bisa lagi hanya tanam, panen, jual. Peningkatan produksi dan mutu paprika diperlukan perlakuan khusus dengan manajemen dan budidaya prapanen dan pascapanen di lapangan mulai dari tahap persemaian, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen dan pasca panen hingga pemasaran,” ujar Dedi.

Salah satu daerah penghasil paprika terbesar adalah Kabupaten Pasuruan luar biasa khususnya Kecamatan Tutur. Lebih dari 300.000 tanaman Paprika tumbuh dan berkembang di beberapa desa di Kecamatan Tutur yang secara geografis dengan ketinggian 900 mdpl di lereng gunung Bromo tersebut sangat memungkinkan digunakan sebagai sentra budidaya.

Adalah Ghosiyatul Wakhidah (36), salah satu petani paprika dari Kecamatan Tutur. Ibu satu anak yang juga seorang guru di salah satu SMP swasta di Pasuruan ini mampu bangkit dari sulitnya ekonomi. Ketika di tanya mengapa alasan ekonomi yang menjadi salah satu memacu usahanya, Ghosiyatul menjelaskan seraya tersenyum.

“Saat anak saya bayi, tingginya harga susu menjadi cambuk bagi saya untuk dapat menghasilkan dan membantu perekonomian keluarga. Tak hanya itu, kegagalan orang tua dalam mengembangkan budidaya paprika di tahun 2005-2008 karena sulitnya pasar menjadi modal utama saya dan suami untuk memulai budidaya paprika pada tahun 2013,” kenangnya.

Tak hanya mampu membeli susu kini Ghosiyatul telah mengembangkan budidaya paprika aneka varian (merah, hijau, kuning, ungu) di 3 lokasi lahan dengan total luasan lahan 3.900 m2 dengan jumlah 12.000 tanaman.

Untuk omset, budidaya paprika bertajuk Reagan Farm ini mencapai kisaran Rp. 50.000.000,-/bulan dengan jaringan pemasaran e-commerceTani Hub.

“Kami mensuply Tani Hub secara kontinyu, untuk itu kami sangat memperhatikan kualitas dan kuantitas mulai dari tanan, perawatan, panen hingga pasca panen. Untuk hasil panen yang tidak sesuai dengan grade Tani Hub kami jual di pasar lokal. Pertengahan tahun ini kami juga aka nada kontrak dengan Pizza Hut wilayah Jawa Timur,” kisahnya bangga.

Baca juga  Gelar Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak, P4S Rimbo Pulai Jadi Pelopor SDM Pertanian Sekitarnya

Ghosiyatul pun mengapresiasi hadirnya program. “Alhamdulillah kabupaten Pasuruan menjadi salah satu lokasi program YESS, dan alhamdulillah lagi saya juga menjadi salah satu penerima manfaatnya.

Bahkan di tahun 2021 saya mengajukan proposal hibah kompetitif (HK) dan mendapatkan bantuan sebesar Rp. 45.825.000,-. Saya manfaatkan untuk membeli benih, polybag, slab, arang sekam, pupuk ABMIX dan pestisida,” kisahnya.

Semakin berkembang usahanya tak membuat Ghosiyatul menjadi sombong, ia pun tetap menjadi pribadi sederhana yang humble. Kesuksesannya pun ia tularkan kepada warga sekitar serta menjadikan Reagan Farm sebagai lokasi praktek kerja lapang (PKL) Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang dan beberapa universitas terdekat lainnya.

“Selain membantu usaha kami, adik-adik mahasiswa juga dapat menerapkan ilmu yang mereka dapatkan di kampus dengan praktek langsung di lahan kami. Saya sangat yakin keberhasilan saya tidak lepas dari peran semua pihak. Dan saya tidak akan bisa berdiri sendiri, adanya dukungan khususnya dari suami, keluarga, kerabat, Dinas Pertanian, Balai Penyuluh Pertanian serta Polbangtan akan membuat usaha saya menjadi kuat dan jejaring pasar saya pun akan terbuka,” ungkapnya optimis.

Penulis : Nurlaily

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru