email : [email protected]

26.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Efektifitas Model PBL Dalam Meningkatkan Keterampilan Abad-21 Peserta Didik Pada Pembelajaran Sains

Populer

Penulis: Dwi, Nurul, & Westi

Pelaksanaan pembelajaran seharusnya mampu memupuk dan mengembangkan kompetensi abad ke-21 peserta didik. Abad ke-21 merupakan abad yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Asrizal dkk (2018) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa dalam pembelajaran, peserta didik perlu memiliki keterampilan abad 21 agar dapat berhasil baik dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan abad 21 yang direkomendasikan untuk dikuasai oleh peserta didik, yaitu soft skill dan hard skill. Menurut Sarimuddin dkk (2021) menjelaskan bahwa soft skill yang perlu dikembangkan adalah kreativitas, inovasi, berpikir kritis, dan problem solving, komunikasi dan kolaborasi. Sedangkan keterampilan teknis yang perlu dikembangkan adalah keterampilan berpikir fungsional dan kritis.

Problem solving adalah sebuah proses yang memerlukan logika dalam rangka mencari solusi dari suatu permasalahan. Menurut Pratiwi dalam jurnalnya pada tahun (2018) menyebutkan bahwa kemampuan pemecahan masalah ada 4 tahap diantaranya yaitu: Understood the Problem, Device a Plan, Carry Out the Plan dan Look Back. Sedangkan keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan yang difokuskan pada pengambilan keputusan, menganalisis, dan mengevaluasi suatu permasalahan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam ranah sains, salah satu tujuan pendidikan adalah untuk memperbaiki pemikiran kritis, respons logis, dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.

Namun, kondisi nyata yang ditemukan dilapangan belum sesuai dengan kondisi ideal. Kondisi nyata pertama adalah peserta didik belum terbiasa dalam memecahkan permasalahan. Kondisi nyata kedua, keterampilan berpikir kritis peserta didik belum terlatih dengan baik. Kondisi nyata ketiga, model pembelajaran yang digunakan belum terintegrasi dengan baik. Sehingga ini akan berdampak pada keterampilan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan sebuah upaya atau solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik yaitu model PBL (Problem Based Learning). Menurut Yulianti dkk (2019) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa model PBL adalah model pembelajaran yang berdasarkan permasalahan dan tidak semata-mata mentransfer ilmu dari pendidik ke terdidik, namun keterlibatan pemikiran kerjasama antara guru dan siswa, juga antara siswa dengan siswa lainnya untuk memproleh inti pemecahan dari masalah yang dibahas.

Baca juga  Meng-Indonesia kan Anak Indonesia

Model PBL memiliki beberapa tahapan yaitu mengorientasi siswa saat belajar, mengorganisasi siswa saat belajar, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil, menganalisis dan mengevaluasi proses juga hasil pemecahan masalah. Berdasarkan tahapan-tahapan tersebut, model ini memliki beberapa kelebihan yaitu mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, penguasaan konsep, kemampuan berpikir kritis dan perolehan akhir belajar, sehingga bermanfaat mulai dari proses hingga pencapaian hasil yang diharapkan. Selain itu, juga berpusat pada siswa sehingga menjadikan siswa lebih aktif, inovatif, dan kreatif dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan implementasi kurikulum saat ini

Model PBL juga sudah terbukti mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam pembelajaran IPA maupun fisika. Hal ini dibuktian dari penelitian yang dilakukan oleh (Andi Fatimatul Islamiah., dkk., 2018) yang mengungkapkan bahwa dengan menerapkan model PBL dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Penjelasan di atas juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Warda Mahmudah., dkk., 2020) yang menjelaskan bahwa model PBL terbukti dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Penulis merupakan Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNP

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru