Muaro Jambi, Oerban.com – Dewasa ini, Krisis energi merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan terlebih lagi dengan semakin menipisnya cadangan energi yang berasal dari bahan bakar fosil. Ditambah lagi dengan kenaikan harga bahan bakar yang memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat indonesia, karena sebagian besar masyarakat masih bergantung pada bahan bakar fosil.
Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dicari sumber energi alternatif yang dapat mengganti peran bahan bakar minyak. Balai Pelatihan Pertanian (BAPELTAN) Jambi sebagai salah satu UPT lingkup Kementerian Pertanian mencoba membuat inovasi energi alternatif pengganti energi fosil dengan memanfaatkan limbah biomassa dengan pembuatan briket.
Salah satu limbah perkebunan yang belum dimanfaatkan adalah pelepah kelapa sawit dan cangkang sawit. Dengan ketersediaannya yang melimpah dan dengan menggunakan teknologi yang sederhana Bapeltan Jambi mengangkat teknologi inovatif ini dalam kegiatan bertani on cloud (BOC) volume 192 dengan judul “road to renewable energy: ubah limbah kelapa sawit menjadi briket”
BOC kali ini dibuka langsung oleh kepala Bapeltan Jambi, Dr. Ir. Zahron Helmy, MP yang mengatakan “ Isu kelangkaan energy yang telah dibicarakan sejak dulu ditambah dengan kelangkaan dan mahalnya pupuk, pembuatan briket ini dapat menjadi solusi sekaligus untuk penanganan limbah kelapa sawit “ kata Zahron.
BOC ini dtayangkan melalui zoom meeting dan live streaming youtube yang diikuti oleh ratusan peserta dengan antusias peserta yang tinggi dilihat dari banyaknya pertanyaan dan semangatnya peserta mengikuti kuis yang berhadiah voucer pulsa.
Salah satu peserta dari universitas Sriwijaya menanyakan kelebihan briket ini dan standar mutu briket yang dihasilkan. Sedangkan penyuluh dari batubara menanyakan bahan baku briket dari cangkang kelapa sawit apakah bisa diganti dengan cangkang kemiri.
Materi pembuatan briket dari limbah kelapa sawit ini diusung oleh widyaiswara Muda Bapeltan Jambi, Yunisa Tri Suci. “ Potensi Limbah kelapa sawit seperti limbah mencapai 89.080 ton/tahun serta cangkang kernel sebanyak 260 kg/ton CPO sangat memungkinkan sekali untuk dijadikan bahan bakar menggantikan bahan bakar fosil. Selain mengatasi limbah briket ini juga ramah untuk lingkungan karena minim asap dan nilai kalor yang tinggi. “ papar Suci
Acara BOC ini mengudara selama 1,5 jam dengan dipandu dengan apik oleh widyaiswara Muda Bapeltan Jambi, Dyah Nastisi Anindita
Kementerian Pertanian selalu menekankan pentingnya pertanian berwawasan lingkungan. Yakni sistem pertanian yang memperhatikan aspek ekologi dan sosial ekonomi untuk menjamin produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan bagi kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup petani. Terwujudnya kedaulatan, keamanan pangan yang berkelanjutan perlu didukung oleh teknologi ramah lingkungan.
Mentan SYL mengungkapkan tantangan global lain yang dihadapi adalah krisis energi. Pertanian menjadi sektor utama yang diharapkan untuk menyiapkan sumber energi baru terbarukan sebagai bahan bakar alternatif.
“Selain krisis pangan, kita juga hadapi krisis energi, pembakar naik 3 kali lipat dari sekarang. Padahal kita punya mesin sendiri, CPO dan kemiri ada.
Penulis: Yunisa Tri Suci