email : [email protected]

29.1 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Tim Peneliti Unja Sebut Temui Beberapa Objek Diduga Cagar Budaya dalam Ekspedisi Milir Berakit

Populer

Batanghari, Oerban.com – Tim peneliti Universitas Jambi (Unja) mengaku telah menemukan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) sepanjang perjalanan Ekspedisi Milir Berakit.

Tim yang terdiri dari 8 orang dosen dan mahasiswa tersebut diperkirakan akan menyelesaikan ekspedisi pada 6 Januari mendatang, dengan garis finish di Sungai Batanghari, depan rumah dinas Gubernur Jambi.

Asyhadi Mufsi Sadzali, S.S., M.A., dosen yang juga menjabat Ketua Prodi Arkeologi FKIP Unja menjelaskan, tujuan dari perjalanan ini adalah penelitian multidisiplin, baik dari arkeologi, arsitektur, sejarah, budaya, dan lainnya.

Menurutnya, pendataan ini akan membantu pemerintah daerah untuk seterusnya ditetapkan menjadi cagar budaya dan dilakukan pemugaran.

Beberapa fakta menarik berhasil diungkap oleh para peserta ekspedisi, yang terdiri dari berbagai lintas sektor di antaranya para peneliti dan para arkeolog.

Asyhadi menuturkan bahwa dari perjalanan yang telah dilakukan beberapa hari tersebut, banyak sekali temuan-temuan yang memiliki nilai sejarah tinggi.

“Dari sepanjang Sungai Batang Tembesi di Kabupaten Sarolangun, ada beberapa wilayah atau desa yang kita jumpai peninggalan sejarah. Di antaranya seperti di Desa Gurun Tuo, Mandiangin Tuo, dan daerah sekitar,” ucapnya, dikutip dari laman resmi website Unja, Rabu (4/1/2023).

“Temuan-temuan tersebut masuk kategori Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB), seperti masjid-masjid tua, dan juga rumah-rumah tua yang hingga saat ini temuan tersebut masih aktif digunakan atau ditempati oleh masyarakat,” tambah Asyhadi.

Lebih lanjut, Asyhadi menjelaskan, ekspedisi dan penelitian ini lebih fokus kepada daerah pinggiran Sungai Batanghari (apa saja yang ada di pinggiran sungai), sehingga pihaknya tidak bisa menggali sejarah lebih jauh lagi ke dalam (ke daratan).

“Saya yakin, masih banyak peninggalan peninggalan sejarah yang masih belum terkuak di desa desa yang telah kita singgahi tadi. Terutama sejarah kebudayaan,” ujarnya.

Baca juga  Hasbi Anshory Salurkan Bantuan untuk Penggiat Lingkungan Danau Sipin Jambi

Dari hasil pendataan sementara, temuan temuan sejarah seperti masjid-masjid tua tadi diperkirakan peninggalan yang dibangun pada tahun 1800-1900-an, yang merupakan arsitektur tradisional yang bernilai cukup tua.

“Temuan yang ada merupakan peninggalan masa kesultanan Jambi pada masanya, termasuk pemukiman tua yang tersisa dari bangunan-bangunan yang ada,” tuturnya.

Dari ekspedisi yang dijalani saat ini, memang ada beberapa wilayah di sepanjang bantaran Sungai Batanghari ini masih banyak pemukiman yang memiliki peninggalan sejarah budaya.

“Seperti di Desa Gurun Tuo, Matagual dan Mandiangin Tuo tadi, tentu di depan masih ada lagi desa-desa yang memiliki nilai sejarah tinggi seperti, Benteng Tembesi, Desa Olak Rambahan yang ada juga percandian, kemudian di Muaro Jambi akan banyak lagi tentunya,” tandasnya.

Menurut Asyhadi dan tim, penemuan tersebut tidak hanya sebatas tapak tilas saja, oleh karenanya ia berharap agar seluruh masyarakat bisa melestarikan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Asyhadi juga menyatakan rasa terima kasihnya kepada pihak Unja melalui Rektor yang sangat mendukung kegiatan ini berupa pendanaan penelitian kepada para peneliti yang berasal dari tim dosen dan mahasiswa Unja.

Untuk diketahui, ekspedisi milir berakit diadakan dalam rangka menyambut HUT Provinsi Jambi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sahabat Sungai Batanghari.

Ekspedisi resmi dibuka pada Jumat (30/12/2022) siang oleh Gubernur Jambi dan juga pejabat daerah Sarolangun, kegiatan Ekspedisi Milir Berakit pada hari ke empat kemarin, Senin (2/1/2023) sudah tiba di Pasar Tembesi, Batanghari.

Editor: Ainun Afifah

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru