Yogyakarta, Oerban.com – Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM bersama Dewan Pengurus Daerah Perhimpunan Anggrek Indonesia (DPD PAI) DIY, menggelar sosialisasi kiat-kiat sukses berbisnis anggrek.
Dalam pertemuan anggota PAI DIY di Ruang Auditorium Gedung KPTU Fakultas Biologi UGM, Sabtu (7/1) menghadirkan praktisi dari industri, Ir. Joko Asad (Sales & Marketing Manager PT Ekakarya Graha Flora).
Dilansir dari laman resmi website UGM, Joko Asad menekankan ada 4 hal yang menjadi strategi dalam menghadapi peluang pasar, yaitu potensial pasar, pertimbangan produksi, pertimbangan pasar, jaringan. Keempat hal tersebut membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Selain itu, komponen penting lainnya yang juga perlu diperhatikan dalam berbisnis anggrek adalah kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Dalam sesi diskusi peserta sangat antusias menyampaikan pertanyaan. Salah satunya terkait teknik kloning atau hibrid dalam budi daya anggrek. Joko Asad menyampaikan teknik kloning tumbuhan dinilai memiliki keuntungan sekaligus menjanjikan dalam bisnis anggrek. Sebab, hasil kloning memiliki kualitas, waktu berbunga dan pola tumbuh yang seragam antar individu dengan sumber tanaman yang sama.
Bahasan terkait peluang kerja sama dalam bentuk magang mahasiswa dan praktisi mengajar dalam skema pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di PT Ekakarya Graha Flora juga mengemuka. Joko Asad pun menyampaikan bahwa PT. Ekakarya menerima kegiatan magang mahasiswa, namun dalam kuota yang terbatas.
Ketua PAI DIY, Prof. Dr. Endang Semiarti, M. S., M.Sc., menjelaskan pertemuan tersebut merupakan kegiatan luring pertama setelah sebelumnya berlangsung daring selama dua tahun pandemi.
Kegiatan kali ini diikuti 115 orang dari PAI DIY, Dekan Fakultas Biologi UGM, Dekan Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Wakil Dekan Fakultas Pertanian Janabadra, dan Ketua KAGAMA ORCHIDS. Berikutnya, pertemuan PAI DIY akan diadakan dua bulan lagi di nurseri anggrek atau perguruan tinggi kolaborator lainnya.
Dari pertemuan tersebut diharapkan tidak hanya mempererat komunikasi dan silaturahmi antar anggota, namun juga mengembangkan keilmuan tentang budi daya anggrek bagi para penggerak anggrek di DIY.
Editor: Ainun Afifah