email : [email protected]

25.3 C
Jambi City
Thursday, November 21, 2024
- Advertisement -

Manfaatkan Lahan Tidur, Penyuluh Rokan Hilir Tanam Cabai Secara Organik 

Populer

Rokan Hilir, Oerban.com – Pertanian organik adalah suatu sistem pertanian yang mendorong tanaman dan tanah tetap sehat melalui cara pengelolaan tanah dan tanaman yang disyaratkan dengan pemanfaatan bahan-bahan organik atau alamiah sebagai input, dan menghindari penggunaan pupuk buatan dan pestisida dalam budidayanya. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta tidak merusak lingkungan.

Penyuluh pertanian asal Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, Tomiri, tergerak melakukan pertanian organik pada lahan tidur seluas 0,5 ha sebagai uji coba untuk mengedukasi para petani di Kabupaten Rokan Hilir. Budidaya yang dilakukan benar-benar tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Pembukaan lahan dilakukan secara manual dengan peralatan seadanya yang mengacu pada pedoman pertanian ramah lingkungan. Tebangan kayu juga tidak dibakar, dibiarkan lapuk dengan sendirinya.

Pengolahan tanah menggunakan traktor roda 4 untuk mempermudah pekerjaan, ujar Tomiri. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia namun dengan menanam tanaman yang dapat menolak hama ataupun dengan pembuatan pestisida nabati, tambahnya. Pupuk yang digunakan pun juga organik yang berasal dari sisa tanaman yang diolah sendiri.

Produk pertanian yang dihasilkan melalui budidaya secara organik sangat diminati terutama oleh kalangan yang sangat peduli akan kesehatan. Hal ini dikarenakan pertanian organik tidak hanya sehat pada lingkungan saja namun juga produk yang dihasilkan juga membawa dampak kesehatan bagi kita yang mengkonsumsinya.

Seperti yang pernah dikemukakan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) “Pertanian organik, teknik budidaya pertanian dengan bahan-bahan alami tanpa kimia sintetis. Tujuannya, menyediakan bahan pangan yang aman bagi kesehatan konsumennya dan tidak merusak lingkungan,”.

Baca juga  PROGRAM P2L KEMENTAN YANG DIRASAKAN MANFAATNYA OLEH KWT BERKAH TANI ROKAN HILIR

Harga produk pertanian organik juga umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan non organik. Selisih harga mencapai ≥ 30%. Dengan penerapan teknologi pertanian organik secara baik, diharapkan hasil yang diperoleh relatif sama dengan pertanian non organik. Dengan demikian pendapatan petani akan meningkat, lingkungan sehat dan aman, kondisi lahan tetap subur, dan mampu memberikan hasil yang tinggi secara kontinyu. Karena itu dengan tingkat harga yang menarik tersebut, petani akan tergerak dan termotivasi untuk mengembangkan pertanian organik.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Dedi Nursyamsi, selaku Kepala BPPSDMP yang mengatakan, “Kedepan pemerintah memberikan porsi yang besar terhadap pertanian organik sekaligus memberikan kepercayaan bahwa pertanian organik bisa menjadi solusi pembangunan pertanian masa depan Indonesia.”

 

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru