email : [email protected]

24.5 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Pelatihan Batik Ecoprint untuk Meningkatkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jambi Serta Dapat Dijadikan Khas Batik Ecoprint Jambi dengan Dasar Pewarnaan Jernang

Populer

Oerban.com – Ecoprint merupakan teknik mewarnai kain yang dilakukan melalui kontak langsung dengan cara mencetak. Istilah ecoprint terdiri dari kata eco yang berarti alam dan print yang berarti mencetak. Pada umumnya teknik ecoprint dilakukan dengan menggunakan bagian dari tanaman misalnya daun dan bunga. Ecoprint adalah memindahkan pola (bentuk) dedaunan dan bunga-bunga keatas permukaan berbagai kain yang sudah diolah untuk menghilangkan lapisan lilin dan kotoran halus pada kain agar warna tumbuhan mudah menyerap. Berdasarkan pendapat menurut ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ecoprint adalah proses memindahkan bentuk yang berasal dari bentuk asli dari bahan alam ke kain yang sudah diolah agar menyerap dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Provinsi Jambi kaya akan keanekaragaman hayati, banyak bagian dari tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna misalnya daun, akar, kulit buah, kulit pohon. Zat warna yang terkandung dalam tumbuhan beranekaragam sehingga menghasilkan warna yang beranekaragam pula. Sebelum mengenal zat pewarna sintetis dari bahan kimia, pewarna tekstil lebih dulu menggunakan zat pewarna alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral. Kelebihan zat warna alam yaitu tidak merusak lingkungan, dapat memanfaatkan bahan alam yang tidak terpakai, dan harganya relative murah. Kelebihan zat warna alam yaitu tidak merusak lingkungan, dapat memanfaatkan bahan alam yang tidak terpakai, dan harganya relatif murah. Kelemahan pewarnaan alam yaitu kurang bervariasi, warna kurang tajam dan tergantung musim. Pewarnaan merupakan salah satu usaha meningkatkan kualitas tekstil. Bahan yang digunakan dalam proses pewarnaan dapat berupa zat warna alami dan zat warna buatan atau sintetis. Pemanfaatan zat warna sintetis telah banyak digunakan karena penggunaannya yang praktis, mudah diperoleh, ketersediaan warna yang beragam, dan lebih murah.

Pewarna sintetis mempunyai dampak negatif yang dihasilkan oleh zat pewarna sintetis oleh karena itu dilakukan upaya pemanfaatan kembali pembuatan produk yang memakai zat pewarna alam (back to nature) dengan maksud sebagai salah satu alternatif pengganti zat pewarna dari bahan kimia yang mempunyai banyak dampak terhadap alam dan pemakaianya. Provinsi Jambi memiliki banyak sumber daya nabati berupa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna tekstil. Tidak hanya menjadi pewarna, namun daun yang mengandung pewarna tersebut juga bisa dimanfaatkan kandungan warnanya dan tulang daunnya serta permukaan daunnya untuk menjadi motif tekstil atau bisa disebut dengan ecoprint.

Meningkatnya kesadaran masyarakat menjaga kelestarian alam menjadikan trend gaya hidup ramah lingkungan semakin digemari dan merambah luas keberbaga sector usaha. Munculnya trend pewarnaan bahan tekstil menggunakan teknik baru yang disebut dengan ecoprint. Teknik ecoprint belakangan ini telah menjadi salah satu trend dalam bidang pewarnaan dan pembuatan motif pada tekstil. Ecoprint merupakan teknik mewarnai kain yang dilakukan melalui kontak langsung dengan cara mencetak.

Istilah ecoprint terdiri dari kata eco yang berarti alam dan print yang berarti mencetak. Pada umumnya teknik ecoprint dilakukan dengan menggunakan bagian dari tanaman misalnya daun dan bunga. Ecoprint adalah memindahkan pola (bentuk) dedaunan dan bunga-bunga keatas permukaan berbagai kain yang sudah diolah untuk menghilangkan lapisan lilin dan kotoran halus pada kain agar warna tumbuhan mudah menyerap (Irianingsih, 2018). Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ecoprint adalah proses memindahkan bentuk yang berasal dari bentuk asli dari bahan alam ke kain yang sudah diolah agar menyerap dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Baca juga  Kembangkan Minat Pada Batik Motif Sungai Penuh, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Jambi Memberikan Pelatihan Pada Komunitas Batik dengan Inovasi Batik Berbasis Color Changing-Sun Activated

Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menghasilkan motif ecoprint diantaranya yakni Teknik pukul (pounding), rebus (boiling) dan kukus (steam). Untuk pounding, daun yang telah dikumpulkan lantas dipukul-dipukul di atas lembaran kain putih, daun itu nantinya akan mengeluarkan warna alami. Sedangkan, teknik steaming (dikukus) mengukus kain di dalam dalam panci. Teknik ini sangat membutuhkan pemanasan misalnya perebusan atau pengukusan (steam). Pengukusan (steam) dilakukan untuk mengeluarkan zat warna yang terkandung dalam daun, Teknik steam merupakan cara paling efektif untuk pentranferan warna tumbuhan ke kain karena uap panas akan memunculkan pigmen-pigmen zat warna.

Menurut Hamzuri (2000), Zat warna pada tumbuhan berasal dari kayu, kulit kayu, akar, kulit akar, biji, kulit biji, daun, buah maupun bunga. Sebagaimana yang kita ketahui, Provinsi Jambi kaya akan hasil alamnya, seperti: tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Bahan alam yang akan digunakan pada pengabdian ini adalah daun-daunan yang daya serapnya tinggi seperti daun-daun jati, daun kersen dan daun belimbing wuluh, daun ubi kayu dll. Untuk perendamannya menggunakan pewarna dari buah jernang. Jernang atau Dragon Blood merupakan sejenis resin yang dihasilkan dari buah spesies rotan bermarga Daemonorops. Tanaman berduri ini, yang dipanen bukanlah batang, melainkan buahnya. Jernang digunakan untuk bahan baku pewarna alami, masyarakat Suku Kubu di Sumatera dan Suku Dayak di Kalimantan telah lama memanfaatkan resin jernang sebagai bahan pewarna pakaian (Januminro 2000, Purwanto et al.2005). Jernang banyak tumbuh dikawasan hutan di Provinsi Jambi diantaranya potensi buah rotan jernang di Sarolangun Jambi. Penelitian mengenai jernang masih sangat sedikit, sedangkan potensinya cukup besar dan masih dapat dikembangkan.

Pewarnaan dengan zat warna alami ini juga dipengaruhi oleh bahan tekstil yang digunakan. Menurut Noor (2007). Bahan tekstil yang diwarnai dengan zat warna alam merupakan bahan-bahan yang berasal dari serat alam seperti sutera, wol, lenen dan kapas. Bahan tekstil tersebut memiliki daya serap yang lebih bagus terhadap zat warna alam. Tetapi tidak semua ecoprint menghasilkan warna yang sama tergantung jenis penyerapan pada masing-masing kain. Pengabdian ini menggunakan bahan kain mori primissima. Kelebihan dari kain mori primissima yaitu bahan halus dan lembut sehingga nyaman dipakai dan cocok digunakan saat untuk produk fashion.

Teknik ecoprint mulai menjadi tren semenjak dua tahun terakhir, teknik tersebut terbilang unik dan mudah karena memanfaatkan bahan-bahan alami dari tumbuhan disekitar kita sebagai sumber pola dan warna bahan-bahan ini berasal dari bunga, daun, batang dan bagian tumbuhan yang lain. Motif batik saat ini memang sedang banyak diminati oleh masyarakat termasuk masyarakat mancanegara. Batik ecoprint tidak hanya unik saja, namun batik jenis ini juga termasuk batik yang ramah lingkungan karena batik ini menggunakan bahan-bahan yang alami sehingga tidak mencemari alam sekitar. Batik ecoprint dikenal dengan batik yang cara membuatnya dengan mereplika tumbuhan ke dalam kain untuk menciptakan suatu motif alami yang sangat menarik. Bagian tumbuhan yang bisa digunakan untuk motif pada kain sangat beragam karena tidak hanya daun saja yang bisa digunakan, namun juga bunga maupun rantingnya bisa digunakan untuk membentuk sebuah motif pada kain.

Baca juga  Bangkit Melawan Corona Bersama Roemah Zawanira

Kondisi ini bisa dimanfaatkan melalui program Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Jambi bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Jambi melaksanakan kegiatan pengabdian dengan memberikan ketrampilan berupa pelatihan membuat “Batik ecoprint dengan pewarnaan dasar dari air rebusan buah Jernag”. Harapan dari tim pengabdian masyarakat ini supaya program pengabdian berjalan secara terpadu dengan pendampingan dan bersifat problem solving, komprehensif, bermakna, tuntas, dan berkelanjutan (sustainable).

Khayalak sasaran kegiatan ini adalah mahasisawa Fakultas Pertanian Universitas Jambi smester delapan yang mana sebentar lagi menyelesaikan studinya sehingga sekaligus sebagai bekal untuk soft skill nya serta adanya program pengabdian ini diharapkan peningkatan kreatifitas mahasiswa melalui kerajinan batik ecoprint yang bercirikan kearifan lokal Jambi serta menumbuhkan jiwa wirausaha-wirausaha dibidang batik ecoprint sekaligus cikal bakal UKM. Informasi yang didapat dari pengabdian ini merupakan kreativitas pemanfaatan pewarnaan alami dari plasma nutfah yang ada di Jambi khususnya Jernang menjadi produk yang bermanfaat dan mempunyai nilai daya jual. Hal ini sejalan dengan visi misi Universitas Jambi menjadi “ A World ClassEnterpreunership University” dan pngabdian ini mendukung tujuan strategis UNJA SMART 2020-2024.

Tahapan Yang Ditempuh; Metode yang akan dilaksanakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah pemberian materi teori tentang pelatihan pembuatan ecoprint melalui metode ceramah dan diskusi, materi praktek membuat ecoprint diberikan dengan metode demontrasi, latihan dan pembelajaran berbasis proyek, monitoring dan evaluasi. Universitas Jambi dapat termotivasi untuk menciptakan kreasi-kreasi baru batik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang melek lingkungan dengan memanfaatkan bahan tanaman dari lahan pekarangan secara produktif melalui usaha batik ecoprint. Hal tersebut akan meningkatkan nilai tambah di lingkungan Provinsi Jambi. Dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam mengeksplorasi dan menyenangi dunia alam.

Rincian Kegiatan

Penyuluhan pembuatan batik ecoprint, pelatihan pembuatan batik ecoprint:

  1. Pemilihan tanaman sebagai bahan
  2. Pelatihan design
  3. Pelatihan
  4. Pelatihan perebusan/penggodogan
  5. Pelatihan Penjemuran
Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan sosialisasi pengenalan teknologi pembuatan batik ecoprint. Untuk mengetahui pemahaman tentang sosialisasi yang diberikan yaitu dengan bentuk pemberian pertanyaan tentang batik ecoprint.

Selanjutnya dilakukan periapan-persiapan:

  1. Persiapan alat dan bahan
  2. Kegiatan persiapan alat dan bahan meliputi persiapan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pengabdian sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas jenis produk yang akan dihasilkannya
  3. Program Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat, kegiatan ini meliputi pelatihan dengan memberikan materi pelatihan pembuatan ecoprint serta materi kewirausahaan mulai analisis SWOT, 4 aspek dalam wirausaha, yaitu: pemasaran, keuangan, produksi dan sumber
  4. Evaluasi Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas hasil pembuatan batik ecoprint pada kegiatan pengabdian, sekaligus evaluasi hasil uji coba produk tersebut. Dengan kriteria: Kreativitas, kerapihan, teknik, dan daya jual produk.
  5. Evaluasi Program dan Umpan Evaluasi program dan umpan balik, dilakukan terhadap keseluruhan pelaksanaan program pengabdian. Pada kegiatan ini akan dievaluasi kelebihan dan kekurangan teknik pembuatan ecoprint dan praktek kewirausahaan. Untuk mendapatkan data evaluasi yang akurat, evaluasi program dan umpan balik dilakukan juga melalui wawancara dan observasi. Setiap kegiatan, peserta dibagi dalam dua kelompok yang diharapkan dapat meningkatkan rasa memiliki. Para peserta cukup senang dengan adanya program pengabdian dari tim berupa pemanfataan daun-daun untuk dijadikan bahan pembuatan batik ecoprint. Materi pelatihan berupa rancangan, design dapat disampaikan semuanya oleh tim pengabdi. Dalam sesi tanya jawab ada beberapa pertanyaan yang diajukan peserta, antara lain bagaimana menentukan daun yang bisa dicetak, bagaimana peluang usaha batik ecoprint. Sesi tanya jawab dilanjutkan dengan demonstrasi tentang pembuatan batik ecoprint untuk mempermudah pemahaman peserta.
Baca juga  Bangkit Melawan Corona Bersama Roemah Zawanira
Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian:

Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian secara garis besar dapat dilihat berdasarkan komponen sebagai berikut:

  1. Keberhasilan target jumlah peserta pelatihan 100%
  2. Dari 6 peserta mahasiswa yang diundang kesemuanya (100%) dapat menghadiri kegiatan pelatihan.
  3. Ketercapaian tujuan penelitian

Ketercapaian tujuan pelatihan dapat dikatakan baik (95%). Semua materi pelatihan dapat disampaikan oleh tim pengabdi dengan waktu yang terbatas. Materi yang telah disampaikan adalah teknik penempelan daun, pewarnaan , perbusan dan penjemuran.

  1. Kemampuan peserta dalam penguasaan materi

Kemampuan peserta dalam penguasaan materi dapat dikatkan baik (95%). Penyampaian materi dengan metode ceramah dan demonstrasi mendukung kemampuan peserta dalam menguasasi materi yang disampaikan oleh tim pengabdi.

Pelatiham pembuatan batik ecoprint dengan pewarnaan dasar dari rebusan buah jernang

Pelatihan pembuatan batik ecoprint dengan pewarnaan dasar dari rebusan buah jernang diharapkan dapat terwujud dengan baik melalui sosialisasi dan percontohan pembuatan batik langsung yang dapat diinovasikan oleh mahasiswa dan berkelanjutan. Secara keseluruhan kegiatan pelatihan pembuatan batik ecoprint dengan peserta mahasiswa smester delapan fakultas Pertanian Universitas Jambi dapat dikatakan sangat baik dan berhasil, yang dapat diukur dari keempat komponen diatas.

Penulis:

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi (Anis Tatik Maryani, Revis Asra, Sarman, Yunta Gombang Armando, Sri Mulyati)

Referensi:

Hamzuri. 2000. Batik Klasik. Jakarta: Penerbit Jambatan.

Mulyono N, Wijaya C.H,  Fardiaz  D, Rahayu W.S. 2012. Identifikasi Komponen Kimia Damar Mata Kucing (Shorea javanica) dengan Metode Pirolisis-GC MS. Jurnal Natur Indonesia 14(2): 155-159.

Januminro. 2000. Rotan Indonesia: Potensi, Budidaya, Pemanenan, Pengolahan, Standar Mutu dan Prospek Pengusahaan. Yogyakarta: Kanisius.

Purwanto Y, Polosakan R, Susiarti S, Walujo E. 2005. Ekstraktivisme Jernang (Daemonorops spp) dan Kemungkinan Pengembangannya. Laporan Teknik. Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Bogor.

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru