Muaro Jambi, Oerban.com – Dr. Ir. Aswandi, M.Si., seorang dosen dari Fakultas Pertanian (FAPERTA) Universitas Jambi (UNJA), telah diangkat sebagai Guru Besar dalam bidang Pengelolaan DAS dan Hidrologi dengan angka kredit sebanyak 881.
Penunjukan ini berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia Nomor 52725/M/07/2023, efektif sejak 1 Agustus 2023. Penunjukan ini dilakukan di Jakarta pada tanggal 18 September 2023 oleh Mendikbudristek RI, Nadiem Anwar Makarim.
Dr. Aswandi lahir di Lintau, Sumatera Barat, pada tanggal 27 Desember 1962, dan ia menempuh pendidikan dasar di sana. Dia meraih gelar S1 dari Universitas Andalas, Fakultas Pertanian, Jurusan Tanah, antara tahun 1983 hingga 1988. Kemudian, dia melanjutkan studi S2 di Institut Pertanian Bogor dengan program studi Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) dan lulus pada tahun 1996.
Karena alasan keluarga, dia lebih memfokuskan diri pada penelitian dan kerja sama dengan berbagai instansi di dalam dan luar negeri, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengejar gelar S3 di Universitas Sriwijaya dengan bidang Ilmu Lingkungan (Pengelolaan Air Lahan Basah) dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 2015.
Dr. Ir. Aswandi adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Ayahnya adalah seorang petani dan guru ngaji, sedangkan ibunya adalah seorang penjual kopi.
Sejak masa kuliah, dia aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi seperti HMI dan NGO. Ini membantu meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan manajemen waktunya.
Setelah 1.5 tahun menjadi aktivis lingkungan, dia diterima sebagai staf pengajar (PNS) di Prodi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi (UNJA).
Pada tanggal 9 September 1990, dia menikah dengan Dra. Erni di Bukittinggi dan mereka memiliki tiga putra: Dr. Muhammad Rais Abdillah, S.Si., M.Sc.; Muhammad Rafi Aslam, S. Akuntansi; dan Muhammad Raji Albirri, yang saat itu sedang berkuliah di Bandung.
Selain mengajar dan melakukan penelitian, Dr. Aswandi juga aktif sebagai konsultan lingkungan. Semua pekerjaannya dalam mengajar, meneliti, dan kegiatan konsultan berhubungan dengan disiplin ilmu pengelolaan DAS dan hidrologi.
Ketika mengejar gelar Magister di IPB, dia banyak memperoleh pengetahuan dan pengalaman terutama dalam masalah sungai dan banjir di Puslibang Air-Dago Bandung. Salah satu penelitian kerja sama yang dilakukannya saat itu adalah pemodelan banjir dan sedimentasi di DAS Cikapundung untuk mitigasi sedimentasi di Waduk Saguling, Cirata, dan Jati Luhur.
Ketika bencana kebakaran lahan gambut tahun 2015 di Indonesia, menuntut keterlibatan banyak para ahli, ia mengatakan, “Saat ini saya harus terlibat membantu BRG (Badan Restorasi Gambut) KLHK, mencarikan solusi khusus untuk proses pembasahan (rewetting) dan akhirnya dia terlibat aktif riset aksi dan seminar selama 4 tahun”.
Kemudian, berkat upaya penelitian yang berkelanjutan yang melibatkan beberapa konsultan asing (WI, WUR, NUS, NTU, dan Simizu Co), serta kerja keras dalam menyelesaikan riset disertasinya.
Artikelnya berhasil meraih penghargaan sebagai makalah terbaik di Jepang dengan judul “Model Simulasi untuk Keterkaitan Air Tanah dan Aliran Kanal Terbuka: Studi Kasus pada Tanah Gambut Pasang Surut Reklamasi di Delta Berbak, Jambi, Indonesia.” Penghargaan ini diselenggarakan oleh Dikti Kemendikbud RI dan artikelnya dipresentasikan di Universitas MIE, Jepang.
Dia mengakui bahwa salah satu faktor kunci dalam mencapai status Guru Besar adalah konsistensi.
“Kita harus konsisten terhadap apa yang kita lakukan dan terecord. Artinya lakukan saja terus menerus, ujungnya akan ada akumulasi dan akumulasi itulah yang saya peroleh hari ini,” ucapnya.
Dr. Aswandi memberikan pesan khusus kepada para generasi muda, mendorong mereka untuk terus berupaya dan selalu mengingatkan pentingnya berdoa kepada Allah agar mereka dapat menjaga fokus dan kesabaran dalam usaha untuk mengubah nasib baik diri sendiri maupun keluarga.
“Kita harus punya mimpi masa depan yang tinggi, itu harus dicetakkan ke otak kita. Teruslah berjalan dan bekerja keraslah dan jangan lupa meminta kepada Allah supaya dimudahkan, karena kalau Allah sudah berkehendak pasti jadi, tidak ada yang tidak mungkin,” pesannya.
Editor: Ainun Afifah