Padang, Oerban.com – Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) sebagai perpanjangan tangan Kementerian Pertanian dinilai mampu berperan sebagai Penyuluh Pertanian Swadaya dalam konteks transfer ilmu, karena mereka memang benar-benar pelaku pertanian di lapangan yang telah berhasil mengembangkan inovasi serta teknologi pertanian terbarukan.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengatakan jika P4S atau Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya, adalah kelembagaan pelatihan dengan metode pemagangan pertanian. Selain itu, P4S adalah lembaga yang turut andil dalam penyelenggaraan penyuluhan dan pendampingan Pelaku Utama dan/atau Pelaku Usaha lain.
“P4S didirikan, dimiliki dan dikelola oleh pelaku utama dan pelaku usaha secara swadaya baik perorangan maupun kelompok. Peran P4S lainnya adalah sebagai lembaga yang turut menumbuhkan, mengembangkan dan memperkuat kader tani. Kemudian sebagai sentra dalam pengembangan dan diseminasi teknologi/inovasi, budidaya, perbenihan, pengolahan hasil, pengembangan spesifik lokalitas, juga sebagai Sentra pengembangan jejaring usaha tani,” terangnya.
Baca juga: Kementan Adakan Konsolidasi Nasional bersama DPM/DPA (oerban.com)
Salah satu P4S binaan UPT Kementerian Pertanian, Balai Pelatihan Pertanian Jambi yaitu P4S Sungkai Permai yang terletak di Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. P4S Sungkai Permai yang diketuai Rimbra saat ini melaksanakan kegiatan budidaya tanaman kaliandra varietas pagoda. Selain itu juga sedang dikembangkan Kawasan wisata di wilayah timur Kota Padang ini degan membuka Ekowisata Sungkai Green Park (ESGP).
ESGP ini merupakan salah satu bentuk kerja sama dengan LPPM Universitas Andalas. P4S Selain sebagai tempat permagangan dan pelatihan pertanian, dengan adanya ESGP diharapkan dapat menjadi model wisata alternatif terutama untuk edukasi, riset lingkungan dan kegiatan konservasi alam. Selain sebagai tempat refreshing menikmati alam yang indah, tempat ini dapat digunakan sebagai kampus merdeka, bagi para pelajar dan mahasiswa dengan saung diskusi yang ada.
Kali ini LPPM Unand mengadakan kegiatan HKI Camp berbasis komunitas yang merupakan salah satu program living laboratory Salingka kampus dengan melibatkan dosen lintas disiplin ilmu dengan mitra P4S Sungkai Permai, Ekowisata Sungkai Green Park, para innovator lintas profesi dan juga lintas perguruan tinggi.
“LPPM Unand secara berkelanjutan mendukung inisiatif komunitas dengan menurunkan sejumlah dosen penggerak di salingka kampus. Dengan HKI Camp ini diharapkan akan lahir lebih banyak lagi inventor dan inovator dari tengah-tengah masyarakat,” kata Prof. Dr. Ing. Uyung Gatot S Dinata. M.Eng., Ketua LPPM Unand.
“HKI Camp berbasis komunitas ini merupakan strategi untuk melindungi pengetahuan tasit (tacit knowledge) di komunitas dan menghubungkannya dengan pengetahuan eksplisit (explicit knowledge) di perguruan tinggi,” ungkap Dr. Azrifirwan, STP. M.Eng dari Fakultas Teknologi Pertanian Unand.
Dalam kegiatan ini LPPM Unand memberikan kesempatan bagi para UMKM yang memiliki produk untuk difasilitasi dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Hal ini bertujuan agar memicu innovator-inovator di masyarakat untuk memunculkan karya-karya inovasi terbarunya agar diakui secara legal.
Berkaitan dengan hal ini P4S Sungkai Permai juga memiliki produk unggulannya seperti teh tanaman sungkai yang mempunyai 3 varian, yaitu, teh original, teh rempah, dan teh stevia. Harapannya dengan adanya HKI ini produk-produk ini dapat difasilitasi dan terdaftar secara resmi.
“HKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) Camp berbasis komunitas merupakan ikhtiar SILeC Sumbar bersama LPPM Unand dalam proses pendampingan dan advokasi terkait perlindungan terhadap ide, penemuan, invensi dan inovasi dari komunitas di akar tapak,” ucap Ferdhinal Asful, SP. M.Si, Faperta Unand.
Editor: Ainun Afifah