email : [email protected]

29.1 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Tuntut Pemecatan PM Israel, Knesset sebut Netanyahu Sebagai Beban Bagi Negara

Populer

Oerban.com – Anggota oposisi di parlemen Israel, Knesset, menyerukan pemecatan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan menyebutnya sebagai beban bagi negara.

“Sungguh menyakitkan bagi saya untuk mengucapkan kata-kata ini di tengah perang, tetapi tampaknya tidak ada pilihan lain,” kata Meirav Cohen, anggota partai yang dipimpin pemimpin oposisi Yair Lapid.

Dalam video yang diposting di X, Cohen berkata: “Ketika perdana menteri gagal dan terus gagal, membuktikan bahwa dia tidak memenuhi syarat untuk posisi tersebut, bahwa dia adalah orang yang salah di tempat yang salah pada waktu yang salah, dia harus diganti langsung.”

“Rakyat Inggris mengajarkan hal itu kepada kita ketika mereka menggantikan Perdana Menteri mereka Neville Chamberlain pada 10 Mei 1940, setelah sekitar 9 bulan pecahnya Perang Dunia II,” tambah Cohen, mantan menteri kesetaraan sosial.

“Netanyahu adalah sebuah kegagalan,” kata anggota Knesset itu. “Netanyahu, sebagai Perdana Menteri, telah menjadi batu kilangan bagi negara dan masyarakat Israel.”

Netanyahu menghadapi kritik yang semakin besar atas kegagalannya mengakui tanggung jawab atas serangan Hamas pada 7 Oktober.

Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh Lazar Research Institute untuk harian Israel, Maariv, menemukan bahwa hanya 27% warga Israel yang percaya bahwa Netanyahu adalah orang yang tepat untuk menjalankan pemerintahan.

Survei tersebut menemukan bahwa 49% warga Israel, atau sekitar setengahnya, percaya bahwa Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional, adalah sosok terbaik untuk memimpin pemerintahan negara tersebut.

Banyak warga Israel berharap penyelidikan pascaperang akan mengakhiri karier politik Netanyahu.

Netanyahu terpilih sebagai perdana menteri pada akhir tahun 2022 . Pada hari Minggu, pemimpin oposisi Lapid menyerukan pemilihan umum baru di tengah serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Baca juga  Ukraina Akan Mengakui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 19.667 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 52.586 lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.

Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza dengan setengah dari persediaan perumahan di wilayah pesisir rusak atau hancur, dan hampir 2 juta orang mengungsi di daerah kantong padat penduduk tersebut di tengah kekurangan makanan dan air bersih.

Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas, sementara lebih dari 130 sandera masih disandera.

Sumber: Daily Sabah

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru