email : [email protected]

23.9 C
Jambi City
Minggu, September 29, 2024
- Advertisement -

Pengaruh Gimmick Terhadap Perilaku Fanatik dalam Pemilu di Indonesia 

Populer

Oleh: Teddy Agustian*

Oerban.com – Pemilu merupakan salah satu proses demokrasi terpenting di Indonesia. Rakyat Indonesia memilih pemimpin lokal dan nasional setiap lima tahun sekali. Dalam perjalanannya, para kandidat menggunakan berbagai strategi untuk menarik perhatian pemilih. Salah satu taktik yang sering digunakan adalah gimmick.

Aksi ini adalah suatu teknik atau taktik yang dirancang untuk segera menarik perhatian dan minat masyarakat. Gimmick tersebut bisa berupa penampilan, janji manis, atau perilaku tertentu yang dirancang untuk membuat kandidat lebih menarik dan berkesan. Artikel ini membahas dampak aksi elektoral terhadap perilaku antusiasme pemilih di Indonesia.

Stunting dalam kampanye politik bukanlah hal baru. Politisi kerap menggunakan berbagai bentuk aksi untuk menciptakan citra positif di benak masyarakat. Beberapa gimmick yang sering digunakan antara lain: self-image, di mana kandidat seringkali menampilkan dirinya sebagai image tertentu, seperti sosok yang sederhana, populer, atau berwibawa. Janji-janji politik,janji-janji manis sering kali tidak realistis, namun mampu menarik perhatian pemilih dan mengarahkan kandidat ke arahnya.

Masyarakat melakukan aksi sosial seperti membagikan sembako atau membantu korban bencana dengan menggunakan pakaian atau atribut tertentu yang mudah diingat oleh masyarakat.

Pemilih yang antusias adalah mereka yang mempunyai keterikatan emosional yang kuat terhadap kandidat atau partai tertentu. Mereka cenderung sangat loyal dan sulit terpengaruh oleh informasi atau pertanyaan negatif mengenai kandidat pilihannya. Perilaku pemilih yang setia seringkali dipengaruhi oleh ideologi dan nilai-nilai pribadi.

Pemilih yang fanatik seringkali memiliki ideologi dan nilai yang sama dengan kandidat pilihannya. Mereka merasakan hubungan emosional dengan kandidat melalui pengalaman pribadi atau hubungan historis. Masyarakat, lingkungan sosial seperti keluarga, teman dan komunitas seringkali mempengaruhi pilihan politik para pemilih yang rajin. Informasi yang diperoleh melalui media dan kampanye politik dapat meningkatkan loyalitas mereka terhadap kandidat.

Baca juga  Tinggal NASDEM, Parpol Lain Kemana?

Gimmick dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pemilih fanatik. Beberapa pengaruh tersebut antara lain memperkuat loyalitas. Gimmick yang efektif dapat memperkuat loyalitas pemilih fanatik terhadap kandidat. Misalnya, jika seorang kandidat dikenal sebagai sosok yang merakyat dan sering terjun langsung ke masyarakat, hal ini dapat meningkatkan rasa keterikatan pemilih fanatik, mengabaikan informasi negatif. Pemilih fanatik yang terpesona oleh gimmick cenderung mengabaikan informasi negatif atau kritik terhadap kandidat pilihan mereka. Mereka lebih fokus pada citra positif yang dibangun oleh gimmick.

Meningkatkan partisipasi dalam kampanye, gimmick yang menarik dapat mendorong pemilih fanatik untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kampanye, baik melalui media sosial maupun kegiatan lapangan. Mendistorsi penilaian rasional, gimmick dapat mengaburkan penilaian rasional pemilih fanatik.

Di Indonesia, penggunaan gimmick dalam kampanye politik sangat lazim. Salah satu contoh yang menonjol adalah kampanye Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden. Prabowo sering kali digambarkan sebagai sosok yang gemoy dan lucu, yang tercermin dalam gaya berpakaiannya yang sederhana dan aksinya yang sering terjun langsung ke masyarakat. Gimmick ini berhasil menarik perhatian banyak pemilih fanatik yang merasa bahwa prabowo adalah bagian dari mereka.

Di sisi lain, Prabowo Subianto mempunyai 2 saingan Bacalon presiden yaitu Anis Baswedan dan Ganjar Pranowo, saingan ia juga menggunakan gimmick dalam kampanyenya. Prabowo sering kali digambarkan sebagai sosok yang gemoy, yang tercermin dalam penampilannya yang selalu formal dan pidatonya yang berapi-api. Gimmick ini berhasil menarik pemilih fanatik yang menginginkan sosok pemimpin yang tegas dan berwibawa. Sedangankan kandidat yang lainnya seperti anis Baswedan mempunyai gimmick selepet dan begitu juga Ganjar Pranowo memiliki gimmick satset satset.

Gimmick memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pemilih fanatik dalam pemilu di Indonesia. Gimmick yang efektif dapat memperkuat loyalitas, mengabaikan informasi negatif, meningkatkan partisipasi dalam kampanye, dan mendistorsi penilaian rasional pemilih fanatik. Oleh karena itu, para kandidat politik perlu berhatihati dalam menggunakan gimmick, karena meskipun dapat memberikan keuntungan jangka pendek, namun juga dapat menimbulkan risiko jangka panjang jika tidak dikelola dengan baik. Di sisi lain, pemilih juga perlu lebih kritis dan rasional dalam menilai kandidat, agar tidak terjebak dalam trik-trik yang hanya bersifat permukaan.

Baca juga  NasDem Dukung Pemungutan Suara Pemilu 2024 Dimajukan

*penulis merupakan mahasiswa Universitas Jambi. 

- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru