Jambi, Oerban.com – Membangunan pertanian khususnya kelapa sawit menjadi penyumbang paling penting devisa negara dari nilai ekspor yang terus meningkat, dan menjadi penggerak perkenomian wilayah, menyerap tenaga kerja dan mengentaskan kemiskinan di pedesaan. Tahun 2018, perkebunan kelapa sawit mencapai seluas 14,7 juta hektar dan 6 juta hektar (40,99%) merupakan perkebunan kelapa sawit milik pekebun, dengan produksi CPO sebesar 40 juta ton.
Prestasi komoditas kelapa sawit yang sangat membanggakan tersebut, ternyata masih menghadapi berbagai permasalahan yaitu rendahnya produktivitas sawit rakyat, lemahnya sistem pelayanan prima (delivery system), dan rendahnya penerapan teknologi maju. Selain itu petani masih menghadapi isu yang terkait dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), kelembagaan petani yang tidak kuat dan permasalahan penyediaan agro-input dan dukungan pembiayaan yang terbatas.
Padahal diketahui petani atau pekebun memainkan peran penting dalam memecahkan permasalahan sawit, namun petani masih menghadapi tantangan baik dari sisi teknis maupun nonteknis. Maka dari itu dukungan sistem penyuluhan yang efektif dan efisien sangat diperlukan.
Pelatihan yang merupakan implementasi program pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan keterampilan pekebun dalam hal
teknis budidaya harus dilakukan. Pada tahun 2021 keluarlah dukungan pendanaan pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit dari BPDPKS.
Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi selama 3 tahun berturut-turut berhasil mendapat dukungan pendanaan dari BPDPKS untuk melatih SDM Pertanian khusus komoditas kelapa sawit. Di tahun 2024 ini Bapeltan Jambi mendapat 13 angkatan, 2 angkatan telah dilaksanakan pada tanggal 10 sampai dengan 14 Juni lalu.
Minggu ini Bapeltan Jambi melatih sebanyak 3 angkatan berjumlah 93 orang petani dan penyuluh pertanian yang berasal dari Kabupaten Sarolangun dan Tanjung Jabung Barat. Pelatihan ini diselenggarakan selama 5 hari yaitu dari tanggal 01 sampai dengan 05 Juli 2024. Fasilitator yang mengajar tidak hanya dari internal Bapeltan Jambi saja, namun ada beberapa fasilitator eksternal antara lain dari Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) dan Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI).
Kepala Bapeltan Jambi, Sugeng Mulyono, mengharapkan para peserta pelatihan dapat menanyakan berbagai permasalahan yang ada di lapangan kepada para fasilitator yang mengajar. Tujuan dari pelatihan ini sendiri yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikp dan ketrampilan peserta, ujarnya. Maka dari itu sharing ilmu pengetahuan antar peserta pun dapat dilakukan sehingga nantinya informasi yang diperoleh pada pelatihan ini dapat dibagikan kepada petani lain di daerahnya, tambahnya. (DNA)