Tokyo, Oerban.com – Gempa bumi berkekuatan 7,1 skala Richter mengguncang Jepang barat daya pada hari Kamis, menyebabkan Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan tsunami. Namun, hingga saat ini belum ada laporan tentang kerusakan yang signifikan.
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi menyampaikan kepada wartawan bahwa tidak ada laporan mengenai masalah di pembangkit listrik tenaga nuklir setelah gempa tersebut.
Hayashi menyatakan bahwa pemerintah belum menerima laporan mengenai kerusakan pada infrastruktur utama, termasuk pasokan listrik dan air.
Baca juga: Polisi Inggris Tingkatkan Kewaspadaan Menjelang Potensi Kerusuhan Anti-Muslim
Menurut JMA, gempa tersebut terjadi sekitar pukul 4:43 sore (07:43 GMT) di lepas pantai prefektur Miyazaki, yang terletak di pulau utama barat Kyushu.
Beberapa peringatan tsunami yang awalnya dikeluarkan untuk pesisir Pasifik di pulau-pulau barat utama Kyushu dan Shikoku telah dicabut, kecuali yang masih berlaku untuk Miyazaki.
Menurut Hayashi, panel JMA yang dibentuk setelah gempa tersebut meyakini bahwa ada “peluang yang relatif lebih tinggi” terjadinya gempa besar lainnya di dekat pantai Pasifik bagian barat Jepang.
Perdana Menteri Fumio Kishida menyatakan bahwa ia akan mempertimbangkan apakah akan melanjutkan rencana perjalanannya dalam beberapa hari ke depan.
Kishida dijadwalkan untuk mengunjungi Nagasaki pada hari Jumat guna memperingati ulang tahun ke-79 pemboman atom AS, sebelum melanjutkan perjalanan ke Kazakhstan, Uzbekistan, dan Mongolia.
Jepang adalah salah satu negara yang paling rawan gempa di dunia. Pada tahun 2011, gempa berkekuatan 9 skala Richter menyebabkan lebih dari 15.000 kematian, memicu tsunami besar, dan merusak tiga reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir.
Sumber: Reuters
){kind=link}