Kota Jambi, Oerban.com – Dari tengah rimba hingga aula megah, langkah seorang perempuan dalam balutan kebaya kuning memikat perhatian seluruh peserta wisuda. Juliana, mengenakan jubah merah dan toga Universitas Muhammadiyah Jambi (UMJ), berjalan dengan penuh keyakinan menuju panggung utama. Di hadapan ratusan hadirin, ia menerima ijazah sarjana sebagai bukti nyata perjuangannya.
Selama empat tahun, Juliana menempuh pendidikan tinggi di salah satu universitas swasta di Kota Jambi. Melalui beasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jambi, ia mencatatkan sejarah sebagai perempuan Suku Anak Dalam pertama yang diwisuda. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kehutanan, Fakultas Sains dan Teknologi, dengan perolehan IPK 3,52.
Tak hanya meraih predikat kelulusan sangat memuaskan, Juliana juga menerima Penghargaan Apresiasi dari pihak universitas. Kesuksesan ini menjadi simbol nyata bahwa pendidikan dapat memberikan peluang yang sama bagi setiap individu, termasuk mereka yang berasal dari komunitas terpinggirkan.
Hendra Kurniawan selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Jambi juga memberikan apresiasi terhadap keberhasilan Juliana dan kegiatan Cross Visit ini. “Kami bangga atas prestasi Juliana. UMJ berkomitmen untuk mendukung akses pendidikan bagi komunitas adat sebagai bentuk upaya kami memberikan kontribusi yang baik di bidang pendidikan. Semoga momen ini menjadi motivasi bagi masyarakat adat Suku Anak Dalam untuk terus melangkah maju,” ungkapnya.
Sebelumnya, kegiatan Cross Visit telah dilakukan pada tanggal 18 Desember dengan membawa pihak kampus ke Kabupaten Bungo dan lokasi permukiman komunitas di Kecamatan Pelepat. Kunjungan ini dilakukan untuk menggali komitmen pemerintah daerah khususnya di bidang pendidikan bagi Suku Anak Dalam.
Selain itu, pihak kampus juga diberi kesempatan untuk bersosialisasi seputar beasiswa kepada kader-kader Suku Anak Dalam yang hendak melanjutkan pendidikan pasca lulus dari bangku sekolah.
“Kami senang Pundi membawa kampus ke sini, kami merasa hak pendidikan kami diperhatikan oleh mereka,” tutur Siska kader Suku Anak Dalam.
Dewi Yunita Widiarti selaku CEO Pundi Sumatra menjelaskan bahwa agenda Cross Visit ini memang direncanakan sejak awal sebagai upaya penyadartahuan tentang pentingnya pendidikan bagi komunitas Suku Anak Dalam.
“Kita selalu berbicara tentang pentingnya sekolah kepada mereka, tapi mungkin saja komunitas akan lebih percaya kalau pihak kampus atau dosen yang berbicara langsung ke mereka. Harapannya semoga ini semakin meningkatkan semangat para orang tua untuk mau melepaskan anak mereka untuk berkuliah jauh,” tuturnya.(*)
Editor: Ainun Afifah