Jakarta, Oerban.com – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Jakarta ramai diperbincangkan di media sosial karena aksi mereka yang menilai bahwa fasilitas hotel bintang lima untuk tenaga medis berlebihan dalam konferensi pers berjudul Lockdown “solusi atau politisasi” yang digelar pada (4/4) kemarin.
Dilansir dari wartakota.com, presiden mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Deden Pratama mengungkapkan masalah lain yang mereka soroti yakni kelangkaan alat pelindung diri (APD) termasuk masker sebagai kebutuhan utama pencegahan penyebaran virus Corona.
Apa yang dilakukan aliansi BEM Jakarta tersebut ramai diperbincangkan, hingga masuk dalam salah satu trending topik di Twitter. Belakangan, muncul tanggapan terhadap apa yang dilakukan oleh aliansi BEM Jakarta tersebut diantaranya dari BEM Universitas Muhammadiyah Jakarta, BEM Universitas Esa Unggul dan BEM Universitas Trilogi yang membuat klarifikasi pada (5/4) kemarin.
Melalui akun Twitter @ShalsabilThaliaa yang berujar “terkait berita tentang aliansi BEM Jakarta, tolong dibaca dan dipahami” katanya bersama sebuah gambar surat klarifikasi BEM Universitas Muhammadiyah Jakarta yang berisi beberapa poin pernyataan bahwa Deden Pratama bukanlah presiden mahasiswa aktif, namun telah demisioner. Hal ini tertuang sebagai berikut :
Tidak adanya bentuk komunikasi yang dilakukan oleh pihak aliansi BEM DKI Jakarta ke internal BEM Universitas Muhammadiyah Jakarta yang masih aktif.
Tidak adanya bentuk koordinasi terhadap kampus yang bersangkutan dengan aliansi BEM DKI Jakarta tersebut.
Sangat disayangkan bahwa narasi-narasi yang dibangun oleh aliansi tersebut dikarenakan tidak adanya pengkajian sebelumnya.
Menghimbau kepada seluruh stakeholder dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk jeli menelaah segala bentuk media informasi agar tidak terprovokasi.
Belum diketahui apa motif aliansi ini menggelar konferensi pers atas nama aliansi BEM Jakarta, meskipun beberapa yang hadir saat itu bukanlah pengurus BEM aktif atau bahkan bukan anggota BEM sama sekali.
Penulis: Novita Sari
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini
