email : [email protected]

26.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Populer

Hari Pendidikan Nasional

Oleh : Citra Priadi Pasaribu

Tiap-tiap orang berhak berpendidikan. Menjadi pintar merupakan hak segala bangsa. Sesuai tujuan mulia negara Indonesia yang tertuang dalam mukaddimah UUD 1945 adalah untuk mencerdaskan segenap bangsa Indonesia.

Setiap tanggal 2 Mei selalu diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia. Momentum bersejarah bagi pedidikan Indonesia untuk lebih bagus dan baik lagi kedepannya guna mencetak generasi bangsa yang cerdas dan berintelektual.

Pendidikan telah berhasil mengubah pola perilaku dan pandangan masyarakat Indonesia. Pendidikan akan sendirinya menghancurkan tembok-tembok pembodohan di pikiran manusia sehingga dapat berpikir kritis dan mau berubah. Sejarah mencatat bahwa kemerdekaan kita tidak bisa lepas dari pengaruh pendidikan. Para Bapak pendiri bangsa kita (the founding fathers) ternyata memiliki pengetahuan/wawasan yang luas agar dapat membuat pemikiran besar dan merancang strategi kemerdekaan. Bahkan tak sedikit tokoh besar lainnya harus rela pergi jauh ke luar negeri untuk belajar.

Namun, tujuh puluh empat tahun sudah negara kita merdeka, pendidikan kita belum sepenuhnya dapat dikatakan bagus, maju, adil dan merata. Penulis bukan bermaksud mengorek luka pas di hari istimewa ini. Namun, semata-mata merefleksikan kondisi pendidikan kita secara objektif. Karna jika sekilas memandang wajah Indonesia sekarang, masih banyak persoalan yang nyatanya belum mampu terselesaikan hingga kini. Mulai dari pembenahan media pendidikannya (infrastruktur, kurikulum, buku, alat-alat tulis, papan tulis dan sebagainya) hingga kepada manusianya (tenaga pengajar dan murid).

Disamping banyaknya carut marut permasalahan yang harus diperbaiki, ada satu hal yang tidak kalah penting untuk kita perhatikan. Perlunya penguatan nilai-nilai etika dan moral yang harus dipraktikkan oleh setiap siswa di sekolah. Hal ini harusnya menjadi perhatian besar jika ingin meningkatkan pendidikan maju dan berbasis teknologi.

Baca juga  SOAL SUMBAR TIDAK PANCASILAIS, ABDUL SOMAD ANGKAT BICARA

Ada apa dengan etika dan moral ?
Cikal bakal mengapa etika dan moral menjadi persoalan hangat yang harus kita diskusikan ialah karena nilai-nilai tersebut mulai tergerus oleh perkembangan zaman. Globalisasi telah memaksa setiap murid harus mengikuti tawaran perkembangan zaman. Sikap hedonisme, apatis dan individualistik misalnya, menjadi momok berbahaya yang dapat mengancam perilaku siswa. Sikap budaya luar telah mengikis kepribadian bangsa kita. Hingga argumen yang lebih berbahaya lagi ialah sikap tersebut dapat menyulutkan disintegrasi bangsa.

Kita bisa berkaca dari beberapa kasus yang terjadi yang sempat menyita perhatian public Indonesia. Seorang siswa SMP Negeri disalah satu kabupaten Gresik tidak terima ditegur oleh gurunya lantaran dilarang merokok di dalam kelas. Alih-alih minta maaf siswa tersebut malah marah dan mengeluarkan kata-kata kotor. Belum lagi kasus penganiayaan yang dilakukan oleh murid kepada guru yang makin hari semakin marak terjadi. Ini adalah potret nyata kekukarangan kita. Ini jelas bukan gambaran seorang pelajar sesungguhnya. Padahal manusia-manusia yang digebleng oleh pendidikan ini lah yang akan menjalankan roda pemerintahan negara ini.

Tidak hanya tantangan zaman yang harus diwaspadai, bonus demografi yang akan terjadi juga perlu dipikirkan. Meledaknya jumlah generasi muda dan jika kita tidak siap akan menjadi permasalahan baru. Bangun fondasi pendidikan kokoh dari sekarang guna menghadapi gelombang itu dimasa depan.
Penulis berpendapat bahwa jawaban atas persoalan diatas ialah membenahi nilai-nilai pancasila melalui kurikulum pendidikan.

Terlepas dari kurikulum seperti apa yang disiapkan, namun nilai-nilai pancasila perlu penegasan. Nilai leluhur bangsa kita sebagai dasar untuk berbangsa dan bernegara. Sebagai alat mencapai Indonesia berwawasan maju, modern, dan berkarakter.

Mengapa harus pancasila?
Selain sebagai dasar dan sumber hukum negara, nyatanya pancasila berisi nilai-nilai filosofis yang harus diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya para pelajar. Nilai-nilai seperti toleransi, kejujuran, budi pekerti, kesopanan, disiplin, gotong royong merupakan suatu yang fundamental dimiliki seorang siswa. Pancasila harus mendapat perhatian khusus dalam mata pelajaran sekolah.

Baca juga  Tinggalkan Pancasila, La Nyalla Sebut Bangsa Dalam Proses Pembusukan

Memang pancasila tertuang dalam kurikulum pendidikan sebagai mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah, mulai dari tingkatan SD, SMP, SMA dan hingga Perguruan Tinggi. Dikenal dengan nama pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKN) atau pendidikan pancasila (PP). Namun hanya sebatas dipelajari tidak wajib dipahami dan dipraktikkan. Murid hafal pancasila karena takut dihukum tetapi tidak tau bagaimana mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung dari setiap sila tersebut.

Paradigma lain yang perlu dipahami adalah bawasannya pendidikan bertujuan memanusiakan manusia bukan malah menciptakan manusia yang lari dari karakternya sebagai manusia. Ini relevan untuk menguatkan etika dan moral murid. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik perilaku dan tindakan yang dapat ditiru. Sehingga manakala murid itu lulus dapat menggunakan disiplin ilmunya bagi masyarakat.

Sekali lagi penulis merasa bahwa dunia pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan merawat hingga menumbuh kembangkan ahlak seorang siswa sebagai calon pewaris masa depan bangsa. Harapan tersebut harus secepat mungkin di benahi!. Dengan meningkatkan etika dan moral siswa, akan merujuk kepada kuatnya sumber daya manusia kita. SDM yang unggul dan berkarakter harus dipersiapkan mulai dari sekarang. Bonus demografi yang akan kita hadapi kedepannya, apakah akan menjadi suatu kerugian atau keuntungan tergantung bagaimana aset bangsa ini dikelola. SDM yang memadai dan unggul akan memudahkan negara ini menuju cita-cita mulia sebagai bangsa yang besar dan maju.

Selamat Hari Pendidikan Nasional, semoga pendidikan kita dapat segera terbenahi sehingga melahirkan para anak bangsa yang berjiwa jujur, dan berahlak mulia dan cinta akan Indonesia. Merdeka!

Penulis : Citra Priadi Pasaribu
*) Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi Sekaligus Kader GMNI Jambi.

Baca juga  Sejalan dengan La Nyalla, Delegasi KAMI dan Tokoh Nasional Siap Koreksi Arah Perjalanan Bangsa

Editor : Siti Saira. H

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru