Jambi, Oerban.com– Peran strategis perempuan sebagai pilar pendidik sekaligus pengisi ruang publik menjadi menarik diperbincangkan, apalagi perempuan sebagai entitas penduduk selain laki-laki akhir-akhir ini ikut pula meramaikan dunia kepemimpinan.
Alih-alih menetap di ranah domestik, perempuan malah semakin melejit dengan potensinya di segala bidang. Hal inilah yang membuat para alumni forum perempuan BEM seluruh Indonesia (BEM SI) menginisiasi gerakan bernama ngoper (ngobrol ala perempuan) yang menghadirkan perbincangan mengenai perempuan lewat media daring Instagram pada Minggu, (10/5).
Pina Kartina, salah satu inisiator gerakan ini mengatakan bahwa ngoper adalah edukasi, “Ngoper perempuan ini dimaksudkan untuk mengedukasi para perempuan serta menyalurkan semangat dan pengalaman para perempuan, yang telah berkecimpung di dunia aktivis perempuan,” ujarnya.
Kegiatan yang dilakukan berupa bincang-bincang dengan tema perempuan dan Islam yang disiarkan melalui akun Instagram pribadi moderator dan pemateri. Ngoper ini sudah berjalan yang kedua. Mengangkat tema indahnya kepemimpinan Aisyah R. A serta problematika pemimpin perempuan masa kini, kegiatan tersebut menghadirkan dua orang pembicara, Alsa Yasmin selaku wakil presiden EM universitas Brawijaya 2019 serta Dilla Sinansari, presiden mahasiswa Poltekkes Tanjung Karang 2019.
Kegiatan yang dilakukan dalam dua sesi tersebut, yakni pada siang hari pukul 13.30 Wib bersama Alsa Yasmin dan malam harinya puk 20.30 Wib bersama Dilla Sinansari berjalan cukup baik. Meski terjadi sedikit kesalahan teknis di siang hari, namun antusiasme penonton siaran tersebut mencapai 200 orang.
Alsa dalam bincang-bincang tersebut menyampaikan tentang ketokohan Aisyah R.A, “Aisyah sebagai sosok perempuan yang haus akan ilmu, cerdas serta sebagai pendidik ulung mendapatkan kesempatan yang sangat besar saat dipersunting oleh Rasulullah, sehingga ia menjadi salah satu rujukan dalam hal keseharian nabi,” jelasnya.
Sedangkan Dilla menyampaikan pengalaman, tantangan serta hambatan bagi para muslimah dalam menunjukkan eksistensinya sebagai perempuan. “Bahwa untuk menjadi pemimpin, perempuan pun memiliki kesempatan. Namun, perempuan perlu mengenali diri dan kemampuannya sendiri, sehingga apa yang menjadi keputusannya dapat dipertanggung jawabkan,” pesannya.
Penulis : Novita Sari
Editor : Siti Saira. H