Sarolangun, Oerban.com – Sebagai buah yang digemari hampir seluruh masyarakat apalagi saat musim kemarau, semangka sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi yang besar inilah yang ditangkap pemuda tani milenial kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, Susrianto, yang bergabung dalam kelompok tani Panca Karya binaan BPP Kostratani Bathin VII. Susrianto mengembangkan budidaya semangka sebanyak 5000 batang di luasan lahan 1,3 ha.(27/08/2020)
Budidaya semangka dianggap menguntungkan apalagi permintaan yang tinggi di musim kemarau karena semangka memiliki kadar air yang tinggi dan vitamin yang baik bagi tubuh.
Varietas semangka yang ditanam petani milenial asal Kabupaten Sarolangun itu merupakan varietas unggulan (Juve), non biji, dan tahan penyakit.
“Pemilihan varietas semangka dianjurkan oleh Penyuluh Desa Bangun Jayo, Kecamatan Bathin VIII, “ ujar Susrianto. “Semangka Jenis ini lebih kecil dari semangka umumnya sehingga bisa habis sekali makan, tidak mubazir,” tambahnya.
Sebagai Penyuluh pertanian BPP Kostratani Bathin VIII, Nur Attiah, senantiasa mendampingi petani binaannya dari mulai olah tanam sampai panen.
Attiah menjelaskan,” Dalam satu kali tanam, semangka ini bisa dua kali panen dimana sekali panen dapat mencapai 20 ton.”
Sinergi yang dilakukan penyuluh dan petani milenial asal sarolangun ini sebagai langkah atas arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang dalam beberapa kesempatan menyampaikan agar seluruh penyuluh dan petani untuk untuk tetap sehat di situasi pandemi covid-19 agar dapat menjalankan tugas dengan baik.
“Bisa mendampingi petani untuk menggenjot produksi, sama-sama turun ke lapangan, sama-sama tanam, olah tanah, panen, mengolah hasil panen, mendistribusikan hasil panen, sehingga petani mendapat penghasilan yang layak,” ungkap SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengemukakan bahwa pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian, namun sektor pertanian semakin kokoh lantaran kerja keras petani didampingi penyuluh.
“Petani harus turun ke lapangan, penyuluh harus turun ke lapangan dan mendampingi petani. Dalam kondisi apa pun, pangan tidak boleh bermasalah. Pangan tidak boleh bersoal. Untuk itu, kita harus tanam dan memastikan produksi tidak berhenti,” tutur Dedi.
Penulis : Yunisa Tri Suci
Editor : Tim Redaksi