Sarolangun, Oerban.com – Dalam menjaga ketersediaan pangan, khususnya beras guna mengantisipasi hari besar keagamaan dan pandemi Covid-19, diperlukan berbagai upaya. Salah satunya, para petani diminta untuk terus berproduksi dengan tetap melakukan penanaman padi. (18/09/2020)
Kegiatan tanam padi dilakukan oleh Kelompok Tani Suka Damai II desa Baru dilaksanakan dengan total sasaran tanam seluas 20 hektare (ha), dengan komoditas yang ditamam padi ladang.
Vitriani selaku Penyuluh BPP Sarolangun menjelaskan kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan juga sebagai upaya mendukung kegiatan percepatan tanam padi.
Kegiatan yang dilakukan Kelompok Tani Suka Damai II ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dalam berbagai kesempatan, Mentan SYL meminta penyuluh, petani dan seluruh insan pertanian turun ke lapangan.
Mentan mengatakan, dengan mempercepat musim tanam, dia menargetkan produksi beras pada Juli-Desember 2020 akan tercapai sekitar 15 juta ton atau paling rendah sekitar 13,2 juta ton.
Menurutnya, terdapat tiga program alternatif untuk mengamankan pangan, yaitu optimalisasi lahan rawa seluas 400 ribu hektare yang diperkirakan dapat menghasilkan 1,2 juta ton beras, diversifikasi pangan, dan membuat lumbung pangan di setiap provinsi.
Wabah Covid-19 yang melanda hampir semua negara didunia termasuk Indonesia sangat berdampak yang cukup besar bagi kondisi ekonomi masyarakat.
Kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 turut berimplikasi pada kebijakan pangan kini Indonesia menghadapi situasi New Normal dan penyediaan pangan menjadi garda terdepan bagi Indonesia dalam menghadapi pandemic Covid-19.
Dalam menghadapi situasi di tengah wabah Covid-19, Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menegaskan pertanian merupakan garda terdepan pencegahan infeksi virus berbahaya itu.
Dikarenakan, pertanian berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan untuk menjaga imunitas tubuh. “Kegiatan tidak boleh berhenti, bahkan peran penyuluh justru menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi pertanian,” ungkap Dedi.
“Seluruh insan pertanian harus turun ke lapangan, tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat indonesia. Dan tetap bekerja memperjuangkan ketersediaan pangan serta tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol pencegahan Covid -19,” tuturnya.
Peran penyuluh harus dioptimalkan dalam mendampingi petani agar keberpihakan terhadap petani benar-benar terwujud. Dan salah satu langkah penyuluh yang dapat diambil agar pendampingan benar-benar dirasakan oleh petani adalah dengan memberikan solusi permasalahan yang sedang dan selalu dihadapi petani disuatu wilayah.
Dalam menghadapi situasi di tengah wabah Covid-19, Dedi menegaskan pertanian merupakan garda terdepan pencegahan infeksi virus berbahaya itu. Dikarenakan, pertanian berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan untuk menjaga imunitas tubuh.
“Kegiatan tidak boleh berhenti, bahkan peran penyuluh justru menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi pertanian,” kata Dedi.
Koordinator BPP Pelawan, Mubari Menjelaskan “Apa yang dilakukan penyuluh pertanian kepada petani yang terus melakukan pendampingan merupakan bagian dari usaha bersama-sama dalam menghadapi kondisi covid-19.
“Petani tidak pernah sendirian dalam mewujudkan ketahanan pangan. Selalu ada penyuluh pertanian yang mendampingi mereka dalam melakukan usaha taninya.,” ujarnya.
Penulis : Puji Lestari
Editor : Tim Redaksi