Muaro Jambi, Oerban.com – Sistem tanam jajar legowo adalah sistem penanaman padi yang pada intinya dilakukan dengan cara mengatur jarak antar benih pada saat penanaman. Dan saat panen berlangsung dilakukan pengubinan untuk mengetahui hasil padi dari sistem tanam jajar legowo. Dari hasil pengukuran dengan metode pengubinan menunjukan, bahwa hasil tanam jajar legowo bisa memperoleh hasil 8,5 ton GKG per hektar. Pengubinan atau Ubinan merupakan cara pendugaan hasil panen yang dilakukan dengan menimbang hasil tanaman contoh pada plot panen. (18/10)
Tanam contoh diambil pada pertengahan plot, tidak pada dua baris paling pinggir dekat pematang. Penerapan teknologi tanam dengan sistem jajar legowo adalah ujicoba, sebagai perbandingan dengan sistem tanam biasa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil tanam jajar legowo dengan hasil tanam biasa.
Kelompok Tani Bakal Tumbuh Kahiyangan, Desa Teluk Radang, Kecamatan Kundur Utara, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau telah melakukan penanaman padi di lahan seluas 10 hektar, varietas Batang Piaman yang menggunakan sistem tanam jajar legowo (jarwo) 2:1 dan pada saat ini tanaman padi telah berumur 1,5 bulan.
Penyuluh pertanian BPP Kecamatan Kundur Utara, Edi Lubis mengatakan para penyuluh sudah terbiasa menerapkan teknologi Jajar Legowo 2:1. Hal ini dikarenakan sudah terbukti bahwa metode tanam jajar legowo lebih untung daripada sistem tanam biasa. “Penggunaan sistem tanam jarwo terbukti lebih meningkatkan hasil panen dari pada penggunaan sistem konvensional atau tradisional yang biasa digunakan. Dengan sistem tradisional hanya mampu menghasilkan 6,9 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektar. Sementara sistem jarwo mampu mengasilkan 8,5 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektar. Metode penanaman padi jajar legowo tujuannya untuk meningkatkan hasil produktivitas padi dan mengurangi serangan hama pada tanaman. Dan ini dibandingkan dengan hasil dari sistem tanam biasa,” jelas Edi.
Pemakaian sistem tanam jarwo tak hanya meningkatkan produksi GPG namun juga lebih efisien dalam pemakaian pupuk. Kegiatan demplot penyuluh pertanian padi sawah sistem jajar legowo 2:1 dilakukan untuk memberikan kesadaran terhadap petani bahwa penggunaan sistem jarwo dan pemupukan yang benar sangat bermafaat bagi petani. Hal ini juga berguna memaksimalkan sistem jarwo sebagai upaya pencapaian swasembada pangan nasional. Kegiatan demplot penyuluh pertanian dalam rangka program peningkatan penyuluhan dan pelatihan pertanian pada komoditas pangan strategis nasional telah direncanakan dengan cukup baik dan mendapatkan hasil yang diharapkan.
Selaras dengan apa yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) agar selalu bekerjasama dengan baik antara seluruh unsur terkait dan tidak boleh membelokkan amanah yang sudah diberikan oleh masyarakat. “Kami tidak akan pernah bosan memberi semangat para pejuang terdepan pertanian Indonesia karena mereka adalah ujung tombak ketahanan pangan nasional,” tegas SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian tersebut dengan menggerakkan tim BPPSDMP untuk mengawal intensif petugas daerah, penyuluh pertanian dan petani guna memastikan ketahanan pangan tetap terjaga. “Ditengah kondisi pandemi covid – 19 ini, penyuluh dan petani adalah garda terdepan penyediaan pangan. Dedi meminta agar petani dan penyuluh tetap aktif bekerja dengan memperhatikan protokol kesehatan dan selalu menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungan,” pesan Dedi. Pesan Menteri Pertanian dan Kepala BPPSDMP ini menjadi penyemangat bagi seluruh insan pertanian terutama penyuluh dan petani.
Penulis: Wahyudi N
Editor: Renilda PY