email : [email protected]

24.1 C
Jambi City
Sunday, November 24, 2024
- Advertisement -

FILM MULAN, DARI PERSOALAN PEREMPUAN HINGGA DI BOIKOT

Populer

Mulan dan Perspektif Perempuan China

Film mvs Mulan hari ini resmi dirilis versi Indonesia dengan pengisi suara Yuki Kato sebagai Mulan, Luna Maya pengisi suara Xian Lang dan Dion Wiyoko sebagai pengisi suara Chen Honghui di Disney+Hostar . Sebelum di filmkan menjadi genre live action seperti sekarang, film ini terlebih dahulu hadir dalam bentuk animasi dan mendulang perhatian banyak orang. Film ini menceritakan tentang Hua Mulan yang diadaptasi dari kisah legenda China yang heroik periode dinasti Utara dan Selatan (420-589 Masehi).

Dalam film tersebut diceritakan para perempuan tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan laki-laki. Namun, sejak kecil Mulan berbeda dari anak-anak lain. Kejadian itu bermula saat Mulan membantu ayahnya menangkap seekor ayam disekitar rumahnya yang dibuat melingkar seperti stadion  bersama anggota keluarga yang lain. Mulan begitu bersemangat hingga tanpa sadar ia sampai memanjat atap dan berlarian layaknya seorang ksatria. Ia pun hampir terjatuh, namun, akibat chin (kekuatan dari dalam) yang kuat ia tidak sampai terjatuh.

Adegan itu disaksikan oleh banyak saudara-saudaranya. Meskipun ayahnya bangga, ia malah mendpat pandangan sinis dan cemooh dari yang lain karena dinilai mempermalukan keluarga dengan sikapnya yang tidak seperti anak perempuan. Ia pun merasa bersalah, singkat cerita Mulan tumbuh dewasa sebagai anak yang berbakti pada orang tua. Hingga datang masa perjodohannya oleh seorang mak comblang. Namun perjumpaan tersebut gagal dan Mulan kembali harus malu dan mendapat cacian.

Tak lama setelah kejadian  itu, datanglah titah dari kerajaan untuk wajib militer, karena dalam keluarga Mulan tidak ada anak laki-laki,  maka ayahnya yang sudah renta memberanikan diri. Semalaman ayahnya belajar memegang senjata,, namun karena kondisi yang tak memungkinkan, tangannya gemetar. Mulan lalu mengambil alih tugas ayahnya dengan pergi mengenda-endap dan berpur-pura sebagai laki-laki. Ia berlatih bersama prajurit laki-laki disana, ia pun sering dijaili karena dianggap laki-laki.

Baca juga  Review Film Kinipan

Masa perang pun tiba, Mulan bertemu Xian Lang, ia disebut memiliki kesamaan karena merupakan perempuan yang sama-sama tidak diakui keberadaannya. Namun sikap ksatria yang dimiliki Mulan tidak membuatnya membelot. Ia berhasil menyelamatkan raja dan mendapatkan  penghargaan sebagai pengawal raja. Meski begitu, awalnya Mulan menolak dan memilih untuk pulang ke keluarganya, namun atas permintaan raja ia menyanggupi setelah sampai di rumah. Film ini juga dibumbui dengan kisah cinta Mulan dan Chen Honghui. Berbeda dengan animasinya, film ini memang diperuntukkan untuk remaja hingga dewasa dengan tampilan yang menarik.

Dalam beberapa literatur disebutkan, kondisi Mulan berangkat dari kondisi perempuan  Asia umumnya yang lekat dengan pengaruh budaya patriarki, dimana perempuan hanya dianjurkan untuk diam di rumah dengan pekerjaan domestik dan dilarang melakukan pekerjaan laki-laki. Sehingga film Mulan dianggap sebagai representasi perlawanan konstruksi yang mapan.

Aksi pemboikotan film Mulan

Meski dinilai cukup berhasil dan berhasil menjadi perbincangan warganet, film Mulan ternyata memiliki catatan buruk akibat mendapatkan penolakan. Hal ini tidak lepas dari isu HAM di Hong Kong. Yifei Liu pemeran Mulan melalui akun sosial medianya pernah mengatakan dukungannya terhadap polisi Hong Kong yang melakukan upaya represifitas terhadap demonstran, hal ini yang memicu kemarahan masyarakat Hing Kong, mengingAT Yi sebenarnya merupakan warga negara Amerika.

Selain itu, ucapan terima kasih Disney pada pemerintah Xinjiang, dimana terdapat sekitar satu juta penduduk minoritas muslim Uighur. Tempat-tempat mereka dijadikan sebagai lokasi syutinf film sehingga menghadirkan asumsi bahwa para muslim Uighur tersebut tertahan di camp-campnya disana. Hal ini juga yang membuat Joshua Wong, aktivis Pro-Demokrasi mempertanyakan hal itu pada Disney dan menyerukan pemboikotan film tersebut.

Baca juga  Pendidikan dalam Perspektif R.A. Kartini

Penulis : Novita
Editor : Tim Redaksi

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru