Jambi, Oerban.com – Kasus penangkapan dua orang menteri Jokowi, Eddy Prabowo dan Juliari Batubara oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum genap satu bulan. Meski Jokowi telah mengatakan tidak akan melindungi kedua menterinya itu, namun tertangkapnya mereka menjadi preseden buruk bagi keseriusan pemerintah dalam mencegah dan memberantas korupsi.(11/12/2020)
Ketua KPK Firli Bahuri menjelaskan bagaimana alur penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan KKP Edhy Prabowo. Beserta rombongan sebanyak 12 orang, Edhy Prabowo terbang menggunakan pesawat Nippon Airways NH835 dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 23.18 WIB. Rabu dini hari, Edhy langsung ditangkap oleh tim KPK yang telah menunggu Bandara Soetta beserta 17 orang lainnya. Pengkapan ini terkait korupsi ekspor benih lobster di Kementerian KKP.
Belum genap satu bulan atas penangkapan menteri KKP, KPK kembali menangkap dan menetapkan tersangka Juliari Batubara atas kasus korupsi pengadaan bantuan sosial ( bansos) penanganan Covid-19 di Kementerian Sosial tahun 2020. Kasus suap ini diawali adanya pengadaan bansos penanganan Covid-19 berupa paket sembako untuk warga miskin dengan nilai sekitar Rp 5,9 triliun dengan total 272 kontrak dan dilaksanakan dengan dua periode.
Perusahaan rekanan yang jadi vendor pengadaan bansos diduga menyuap pejabat Kementerian Sosial lewat skema fee Rp 10.000 dari setiap paket sembako yang nilainya Rp 300.000. Penangkapan Juliari Batubara sangat mengejutkan publik, mengingat politisi partai banteng tersebut merupakan pejabat negara tertinggi di Kementerian Sosial yang dipilih Presiden Joko Widodo dari unsur partai pengusungnya.
Anggaran Bansos Kemensos 2021 Rp 91 Triliun merupakan angka yang sangat besar, apalagi kegiatan Kementerian Sosial bersentuhan langsung dengan urusan dasar manusia. Di Indonesia, selain faktor ketamakan, praktik korupsi sering kali dikaitkan dengan penghasilan. Lalu, berapakah gaji yang diterima Menteri Sosial Juliari Batubara setiap bulannya dari negara?
Apa yang tengah terjadi dalam pemerintahan Jokowi tentu memberikan sinyalemen kepada masyarakat Indonesia bahwa kasus korupsi masih menjadi tugas berat sang presiden. Apalagi komitmen awal Jokowi-Makruf Amin untuk memberantas korupsi selama pemerintahannya.
Ditangkapnya dua orang menteri Jokowi itu tidak merubah peta politik yang ada, hal itu ditandai dengan kemenangan dua orang inti keluarga Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka di Solo dan Bobby Nasution Di Medan. Kemenangan Gibran meski sudah diprediksi jauh hari, namun angkanya sangat fantastik, mencapai 80%. Sementara Bobby Nasution menang atas Akhyar dengan angka 55%.
Kemenangan dua keluarga inti Jokowi ini menjadi pelipur bagi kabinet Jokowi karena kasus penangkapan tersebut. Meski menunggu keputusan KPU, tapi kemungkinan besar anak dan menantu Jokowi bakal menjabat sebagai walikota Solo dan Medan.
Kini masyarakat masih menunggu hasil akhir dari pilkada 2020, disaat yang sama menunggu keseriusan pemberantasan korupsi.
Penulis : Tim Redaksi
