Paris, Oerban.com – Protes ‘March of Liberties’ berubah menjadi kekerasan di Paris
Akhir pekan kedua. Para demonstran menentang kebrutalan polisi. RUU keamanan baru sarat dengan vandalisme. (07/12/2020)
Demonstran turun ke jalan hari Sabtu (05/12) di seluruh Prancis dalam “The March of Liberties”, untuk memprotes kebrutalan polisi dan rancangan undang-undang keamanan baru yang sedang diproses di parlemen.
Motto “Hentikan UU Keamanan” menjadi slogan para demonstran. Mereka turun sambil membawa poster dan gambar Emanuel Macron.
Salah satu pasal yang dtolak Pasal 24 yang menyatakan bahwa melarang penyebaran gambar polisi yang diambil saat bertugas. RUU tersebut telah ditolak keras oleh wartawan, organisasi media dan kelompok hak asasi manusia yang mengatakan itu secara langsung melanggar kebebasan berbicara.
Diperkirakan 52.530 orang berbaris dalam 90 protes di seluruh Prancis, 5.000 orang di Paris. Pawai tersebut berasal dari Porte des Lilas, halte metro di perbatasan arondisemen ke-19 dan ke-20, dan menuju Alun-alun di Paris.
Para pengunjuk rasa juga terjadi di kota-kota besar Prancis lainnya seperti Rennes, Strasbourg, Lille, Marseille, Lyon, Dijon dan Nantes. Tiga yang terakhir bentrok dengan kekerasan, beberapa demonstran dan petugas terluka parah di Nantes.
Sementara di Bordeaux, Montpellier dan Caen demonstran dilarang pejabat setempat karena khawatir para demonstran akan lepas kendali.
Anggota gerakan Rompi Kuning serta serikat buruh menghadiri pawai. Sabtu pertama di bulan Desember setiap tahun menandai hari di mana serikat pekerja mengadakan unjuk rasa nasional sebagai solidaritas dengan pekerja yang berada dalam keadaan genting atau menganggur.
Di ibu kota, kekacauan terjadi oleh para perusuh yang melemparkan bahan peledak kecil dan bom asap ke polisi dan membakar setidaknya enam mobil dan sebuah truk di Avenue Gambetta. Vandalisme dan pembakaran perabot jalan serta barikade darurat menandai protes itu sekali lagi ketika jendela supermarket, kantor real estate, dan bank dihancurkan.
Polisi menanggapi dengan gas air mata dan meriam air di kerumunan.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin menyebut pengunjuk rasa sebagai “individu yang sangat kejam” dalam sebuah posting Twitter.
Frustrasi dengan perilaku polisi telah dikatalisasi dalam beberapa pekan terakhir oleh pemukulan brutal produser musik Michel Zecler, seorang pria kulit hitam berusia 41 tahun yang disapa oleh tiga petugas 21 November di sebuah studio di Paris. Rekaman serangan 15 menit itu ditangkap oleh keamanan interior
Demonstrasi hari Sabtu berakhir di Place de la Republique (Alu-alun kota Paris), akhirnya dibersihkan oleh polisi.
Penulis : Tim Redaksi