Solok, Oerban.com – Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk selalu akan diikuti dengan bertambahnya kebutuhan pangan. Tapi hal ini tidak diikuti dengan bertambahnya luas lahan utk memproduksi pangan dan juga ditambah lagi jumlah petani yang mengalami penurunan dalam jumlahnya setiap tahun. Dilapangan juga masih banyak didominasi petani yang berumur 45 tahun keatas. Kondisi seperti inilah yang dikuatirkan oleh pemerintah sekarang ini karena kalau tidak ditangani secara serius dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis pangan yang dampaknya ke seluruh rakyat indonesia.
Oleh karena itu, Kementrian Pertanian melalui Balai Pelatihan Pertanian Jambi yang merupakan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mencanangkan progam mencetak 2,5 petani millenial untuk mengatasi permasalahan produksi pangan. Untuk itu pada tanggal 30 Januari 2021 , Bapeltan Jambi bekerja sama dengan Komisi IV DPR RI melaksanakan Bimbingan Teknis bagi petani dan penyuluh di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat.
Dalam acara yang dibuka langsung oleh Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto, dimana dalam pengarahannya menyampaikan bahwa untuk mencegah terjadinya krisis pangan harus ada inovasi dalam peningkatan produksi pertanian, dan hal ini ada pada para petani millenial. Untuk itu Komisi IV DPR RI konsen dalam mengawal regenerasi petani ke petani millenial. Taufiqur Rohman yang mewakili Bapeltan Jambi menegaskan akan terus mencari petani-petani millenial di Kabupaten Solok dan Sumatera Barat umumnya bekerjasama dengan Dinas yang terkait. Selain itu para petani millenial akan dilatih secara online untuk meningkatkan kapasitasnya.
Pada beberapa kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pembangunan SDM pertanian wajib dilakukan karena SDM yang ada masih didominasi generasi tua dengan pendidikan yang terbilang rendah. Kondisi ini diperparah dengan penguasaan lahan yang relatif sempit. Untuk menjawab tantangan tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyatakan kesiapannya dalam pengembangan kualitas SDM pertanian. “Kami siap untuk terus meningkatkan kualitas SDM, salah satunya dengan regenerasi petani. Kami gerakkan petani milenial melalui balai pelatihan pertanian, ujar Dedi.
Pada pelatihan ini juga dihadirkan Sandi Okta sebagai Duta Petani Millenial nasional yang memberikan suntikan motivasi untuk calon – calon petani millenial agar tidak malu berbisnis didunia pertanian karena memang menjanjikan. Diharapkan setelah bimbingan teknis ini, muncul petani-petani millenial dari Kabupaten Solok.
Penulis: Taufiqurrahman