Semakin lama kondisi ini semakin membludak, sekolahpun aku tak fokus, berjalanpun tak mampu bahkan melihat kondisi sekelilingpun aku enggan untuk melihatnya.
Bayang-bayang itu muncul, bayang-bayang itu hadir, dan bayang-bayang itu tidak bisa kuhindari. Aku seperti orang yang menyedihkan diantara yang lainnya, aku seperti orang yang tidak punya bahagia diantara lainnya, dan aku seperti orang yang tidak ada tujuan untuk hidup. Setiap hari yang dibenakku hanya ada masalah, masalah dan masalah.
Aku capek… aku tidak kuat… dan aku tidak mau hidup seperti ini.
Berlari-lari diatas bukit, mengikuti alurnya siang yang terang menerang.
Keluhanku semuanya terkeluarkan, disaat aku mendaki bukit kecil, yang tidak asing bagiku setiap ada masalah aku selalu kesana berteriak hingga menangis darah. Daun pun jatuh diatas kepalaku, seakan-akan menesehatiku “jangan mengeluh, Allah bersama hambanya, jangan sedih, Allah bersama hambanya, jangan berkecil hati, Allah bersama hambanya. Lihat kebawah, jangan liat keatas.. semakin kamu lihat kebawah, kamu akan tau betapa beruntungnya kamu, jangan pernah melihat keatas, betapa menyedihkan jika kamu lihat keatas”.