email : [email protected]

27 C
Jambi City
Minggu, Oktober 6, 2024
- Advertisement -

Budidaya Pertanian Ramah Lingkungan, Manfaatkan Kearifan Lokal

Populer

Solok, Oerban.com – Pertanian yang mengandalkan pupuk kimia sintesis dan pestisida untuk jangka panjang tentunya akan berpengaruh pada lingkungan pertanian serta dapat merugikan petani dan konsumen dari segi kesehatannya. Maka dari itu pertanian berkelanjutan berbasis ekosistem yang menjaga lingkungan dalam tanah, menjaga keberadaan mikroba yang menyangga kesuburan di dalam tanah atau pertanian ramah lingkungan dengan memanfaatkan kearifan lokal sebagai bahan baku kompos/pupuk kandang dan pestisida nabati sangat baik dilakukan.

Adapun kelompok tani Kayu Ambon Saiyo yang berlokasi di Nagari Sungai Tanam Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat telah mengaplikasikan pertanian ramah lingkungan ini. Beberapa komoditas pertanian yang dibudidayakan di poktan ini antara lain bawang merah, kol, cabai merah dan tomat. Poktan Kayu Ambon Saiyo mengunakan pupuk organik padat dan cair serta mengendalikan hama penyakit dengan mengunakan pestisida nabati.

Bawang merah merupakan komoditas primadona yang dibudidayakan di lokasi tersebut. Menggunakan varietas lokal Solok Sumbar Sakato (SS Sakato), produktivitas bawang merah di daerah tersebut dapat mencapai 18 ton/ha. Ali Akbar, ketua poktan menyatakan dari benih 1 Kg dapat menghasilkan bawang berkisar 8 – 13 kg dalam satu kali periode penanaman. Ini dipengaruhi tingkat kesuburan dan pengelolaan budidaya juga mulai persiapan lahan, pemilihan benih dan pemeliharaan menyangkut pemupukan, pengendalian hama dan penyakit.

Yeni Gusnida, penyuluh pertanian setempat menyatakan bahwa para petani memerlukan informasi mengenai pertanian ramah lingkungan seperti pembuatan pestisida nabati, pupuk organik padat dan cair serta pengendalian hama secara terpadu. Budidaya bawang merah yang ramah lingkungan dimaksudkan agar dapat mempertahankan produktifitas tanah yang berkelanjutan.

Pengetahuan mengenai dampak negatif penggunaan pupuk kimia dan pestisida harus terus digaungkan. Pengurangan pengunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan bertujuan agar mikroba di dalam tanah dan musuh alami masih ada keberadaannya atau terjaga. Harapannya, pengelolaan pertanian berkelanjutan dapat mengurangi pengunaan input berupa pupuk dan pestisida pabrikan. (DNA)

Baca juga  Songsong Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), Kementan Latih Penyuluh Pendamping dan Staf Lapangan melalui PLEK
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru