Belitung, Oerban.com – Sektor pertanian Indonesia di masa depan akan sangat bergantung pada partisipasi generasi muda Indonesia. Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) siap untuk memfasilitasi dan mendukung para agropreneur muda untuk bergerak di berbagai bidang pertanian, dari hulu hingga ke hilir.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menilai pandemi Covid-19 seharusnya menjadi momentum untuk mengubah sistem pangan sekaligus sebagai jalan mengurangi kelaparan, kekurangan gizi dan kemiskinan secara signifikan.
“Kami secara khusus mengajak anak-anak muda untuk terlibat karena kami yakin dan percaya bahwa anak muda akan menjadi pelaku utama yang akan menentukan sistem pangan bangsa ini. Pertanian sekarang tak lagi sama dengan pertanian di masa lalu. Di era digital seperti sekarang sektor pertanian juga beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke depan. Di situlah peran serta generasi milenial,” ujar Mentan Syahrul.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengungkap bahwa keberhasilan pertanian Indonesia ada di tangan para agropreneur muda.
“Saya meyakini bahwa para agropreneur muda ini yang akan mampu melanjutkan pembangunan pertanian. Mereka mampu mendongkrak produktivitas pertanian dan yang akan mampu menghasilkan materi yang besar di sektor pertanian. Sektor pertanian ini bak merpati tak ingkar janji bagi siapa saja yang mau berusaha,” ujar Dedi.
Dedi mengatakan ada tiga kata kunci dalam keberhasilan pembangunan pertanian.
“Yang pertama adalah petani mienial, yang kedua adalah orang yang menguasai pertanian modern termasuk didalamnya Internet of Things (IoT) dan yang ketiga, adalah pertanian yang berbisnis,” tegas Dedi.
Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung memiliki petani agropreneur muda yang bersemangat mengembangkan usaha. Belitung itu ternyata banyak sekali potensi alam yang luar biasa untuk bercocok tanam.
Perkebunan juga bisa menjadi agrowisata yang menjanjikan pasar wisata tersendiri.
Adalah Budi Haryanto, pemilik Griya Farm Belitung, yang sukses membudidayakan buah naga dan jambu kristal serta beberapa buah lainnya.
“Ini hobi saya sejak kecil. Diawali dengan pengalaman bekerja sebagai karyawan kebun buah naga dan jambu kristal selama 3,5 tahun, Budi memberanikan diri untuk berusaha mandiri mengembangkan kebun buah naga dan jambu kristal pada tahun 2015,” papar Budi.
Budi merintis usaha dengan mengalami berbagai kendala, salah satunya modal. Ia pun harus merogoh tabungannya sebesar Rp20 juta sebagai modal awal budidaya buah naga. Lalu ia pun mengembangkan ide-ide serta inovasi serta memanfaatkan akses KUR untuk mengembangkan usahanya.
Tak hanya menjual buah naga dan jambu kristal, Budi juga memasarkan bibit buah naga melalui media sosial. Kegigihannya dalam memasarkan produknya dan kolaborasinya dengan rekan sesama petani serta Dinas Pertanian setempat membuahkan hasil meluasnya jaringan pemasaran produknya hingga pasar ekspor (Mesir).
Salah seorang konsumen yang ditemui di lokasi usahanya mengatakan buah naga dan jambu kristal yang dihaslkan oleh budi memiliki kualitas yang tak kalah dengan perkebunan besar lainnya, rasanya lebih segar karena kita bisa panen langsung di kebunnya.
“Kalau bisa mendapatkan buah segar dari Belitung, Kenapa harus kirim dari luar Belitung?“ tegasnya.
Penulis: Nurlaily