Sarolangun, Oerban.com – Demi Memastikan Ketersediaan Pangan, Petani Kabupaten Sarolangun Percepat Tanam Padi
Demi memastikan ketersediaan pangan, para petani di Desa Lubuk Sayak , Kecamatan Pelawan , Kabupaten Sarolangun, Jambi, melakukan percepatan tanam di tengah situasi pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat petani untuk menanam.
Kegiatan tanam padi dilakukan oleh Kelompok Tani Harapan Jadi Desa Lubuk Sayak dilaksanakan dengan total sasaran tanam seluas 15 hektare (ha). Secara umum padi yang ditanam adalah varietas padi Lokal dan IR 42.
Andidaria selaku penyuluh lapangan menjelaskan kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan juga sebagai upaya mendukung kegiatan Percepatan Tanam padi.
Kegiatan yang dilakukan Kelompok Tani Harapan Jadi ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dalam berbagai kesempatan, Mentan SYL meminta penyuluh, petani dan seluruh insan pertanian turun ke lapangan.
Mentan mengatakan, dengan mempercepat musim tanam, dia menargetkan produksi beras pada Juli-Desember 2020 akan tercapai sekitar 15 juta ton atau paling rendah sekitar 13,2 juta ton. Menurutnya, terdapat tiga program alternatif untuk mengamankan pangan, yaitu optimalisasi lahan rawa seluas 400 ribu hektare yang diperkirakan dapat menghasilkan 1,2 juta ton beras, diversifikasi pangan, dan membuat lumbung pangan di setiap provinsi.
Wabah Covid-19 yang melanda hampir semua negara didunia termasuk Indonesia sangat berdampak yang cukup besar bagi kondisi ekonomi masyarakat. Kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 turut berimplikasi pada kebijakan pangan kini Indonesia menghadapi situai New Normal dan Penyediaan pangan menjadi garda terdepan bagi Indonesia dalam menghadapi pandemic Covid-19.
Dalam menghadapi situasi di tengah wabah Covid-19, Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menegaskan pertanian merupakan garda terdepan pencegahan infeksi virus berbahaya itu. Dikarenakan, pertanian berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan untuk menjaga imunitas tubuh. “Kegiatan tidak boleh berhenti, bahkan peran penyuluh justru menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi pertanian,” ungkap Dedi.
“Dalam masa pandemi Covid-19, hal yang paling utama adalah sehat. Petani, penyuluh, dan pihak-pihak lain harus sehat. Kalau petani sehat stok pangan aman. Berarti, kalau ingin stok pangan nasional aman, petani harus sehat,” katanya.
“Seluruh insan pertanian harus turun ke lapangan, tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat indonesia. Dan tetap bekerja memperjuangkan ketersediaan pangan serta tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol pencegahan Covid – 19,” tuturnya.
Peran penyuluh harus dioptimalkan dalam mendampingi petani agar keberpihakan terhadap petani benar-benar terwujud. Dan salah satu langkah penyuluh yang dapat diambil agar pendampingan benar-benar dirasakan oleh petani adalah dengan memberikan solusi permasalahan yang sedang dan selalu dihadapi petani disuatu wilayah.
Dalam menghadapi situasi di tengah wabah Covid-19, Dedi menegaskan pertanian merupakan garda terdepan pencegahan infeksi virus berbahaya itu. Dikarenakan, pertanian berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan untuk menjaga imunitas tubuh. “Kegiatan tidak boleh berhenti, bahkan peran penyuluh justru menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi pertanian,” kata Dedi.
Koordinator BPP Pelawan, Yurnalis Menjelaskan “Apa yang dilakukan penyuluh pertanian kepada petani yang terus melakukan pendampingan merupakan bagian dari usaha bersama-sama dalam menghadapi kondisi pandemi covid-19. “Petani tidak pernah sendirian dalam mewujudkan ketahanan pangan. Selalu ada penyuluh pertanian yang mendampingi mereka dalam melakukan usaha taninya”, ujarnya.
Penulis : Puji Lestari
Editor : Tim Redaksi