email : [email protected]

28 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Fahri Hamzah: Dibalik Prank di Negeri Ini, Ada Wabah Feodalisme Yang Mematikan

Populer

Jakarta, Oerban.com – Warga Indonesia sedang ramai dengan topik pembicaraan seputar prank atau lelucon, mulai dari rakyat biasa hingga politisi kelas atas juga tak ketinggalan.

Hal tersebut bermula dari keluarga pengusaha Akidi Tio yang berencana menyumbang Rp2 triliun untuk penanganan pandemi covid-19 di Indonesia.

Namun setelah sepekan pasca penyerahan secara simbolis, uang sumbangan tak kunjung tiba, hingga akhirnya netizen menganggap sumbangan tersebut sebagai prank semata.

Tak lama berselang, pidato presiden Jokowi pada 2016 dalam acara sosialisasi Tax Amnesty di Balikpapan, yang mengklaim telah mengantongi data soal jumlah dana/aset warga negara Indonesia berjumlah Rp11 ribu triliun di luar negeri viral.

Menanggapi itu, pengamat politik Rocky Gerung menyebutkan jika keluarga Akidi dan Jokowi sama-sama membuat janji, yang membedakan keduanya hanyalah motif.

“Yang di Palembang itu motifnya adalah membantu rakyat yang mengalami Covid, manusiawi betul kan, walaupun hoax juga. Yang 11 triliun bukan membantu, tapi menginginkan kekuasaan,” ucapnya seperti dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (3/8/2021).

Sementara itu mantan wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah, juga ikut mengomentari soal prank yang sedang santer dibicarakan. Dia mengatakan jika ada hal yang lebih mematikan dibalik prank di Indonesia saat ini.

“Di balik prank di negeri ini, ada wabah Feodalisme yang sangat mematikan. Namanya ABS atau Asal Bapak Senang. Wabah ini sudah lama, tidak mati oleh demokrasi. Satu generasi harus berkomitmen mematikannya. Berjanjilah pada diri sendiri, kita akan musnahkan ini sebelum pandemi,” tulis Fahri di akun twitter pribadinya, Rabu (4/8).

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa ABS adalah penyakit akut bangsa ini, bahkan telah ikut masuk ke ranah kampus dan lembaga pendidikan. Selain itu, dia menilai cara orang-orang memperlakukan pemimpinnya saat ini sungguh mengerikan.

Baca juga  Perlu Langkah Tepat Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19

“Jika mengatakan yang benar sulit, maka artinya wabah Asal Bapak Senang sudah masuk ke paru-paru bangsa, seperti korban corona itu. Semoga banyak yang sadar. Pemimpin jangan dibikin senang terus tapi dibikin benar juga dong. Pemimpin juga harus memberi jalan bagi kata-kata pahit tapi benar,” jelas Fahri.

Fahri menambahkan, feodalisme bukan wabah biasa. Jika Pandemi akibat virus dalam sejarah bisa selesai sendiri setelah tercapai kekebalan alami (natural herd immunity), maka feodalisme dengan berbagai variannya sudah ada berabad-abad, dan terbukti tidak bisa hilang, malah berkembang.

Wakil ketua umum partai Gelora ini dalam pengakuannya, mengatakan jika menanggapi isu prank dengan cara mengingatkan masyarakat bahwa ia berakar pada penyakit sosial yang sudah mewabah lama di Indonesia.

Untuk menghadapinya pun, tegas Fahri, harus ada komitmen satu generasi. Jika tidak, masyarakat Indonesia bisa jadi bangsa yang sakit dan tidak bisa bangkit selamanya.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru