email : [email protected]

29.3 C
Jambi City
Sunday, November 24, 2024
- Advertisement -

Fahri Hamzah Sentil Partai Oposisi: Planga-Plongo

Populer

Jakarta, Oerban.com – Mantan wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah menyentil partai politik (Parpol) yang saat ini mengaku sebagai oposisi. Menurut Fahri, mereka telah mereduksi makna oposisi dengan “tidak kebagian kursi”.

Hal tersebut disampaikan Fahri melalui akun twitternya sembari melambungkan hastag Oposisi Planga-Plongo, Senin (30/8/2021).

Dia mengatakan, banyak partai yang tidak tahu cara oposisi dalam presidensil. Bicara “kami oposisi” tapi faktanya parlemen sepi dari orang cerewet. Kalau DPR RI sepi, sesungguhnya oposisi sudah tidak ada. Hanya dengan mengembalikan daulat rakyat maka oposisi tegak.

“Banyak kesalahan memahami oposisi dalam tradisi presidensial. oposisi presidensial bermuara pada oposisi kongresional atau lembaga perwakilan. Jadi gak usah teriak oposisi, cukup buktikan suara anda merdeka. Sementara DPR RI kita kebanyakan satu suara tanpa perbedaan yang nyata,” jelasnya.

Selain itu dia menegaskan, istilah oposisi tidak dikenal dalam presidensialisme, termasuk dalam UUD 1945. Sebenarnya oposisi adalah istilah parlementer. Tapi fungsi oposisi kita sebenarnya ada di legislatif tersebut. Maka, merdekakan mereka dari kungkungan daulat Parpol dan kembalikan daulat rakyat.

Mantan politikus PKS ini menjelaskan, jika seorang anggota DPR lebih taat kepada kabinet apapun posisi partainya, maka dia tidak paham makna kongresional. Tapi seorang anggota DPR yang partainya di luar kabinet dan tetap mingkem, lebih sulit lagi dimengerti. Apa guna imunitas dan kekebalan hukum?

“Parpol di DPR RI tidak sadar bahwa konstitusi menjamin adanya fungsi oposisi dan pengawasan. Bahwa ada yang tidak bisa dihentikan yaitu mulut anggota DPR RI yang dijaga imunitasnya,” ujar Fahri.

Lebih lanjut, dia meminta Parpol yang mengaku oposisi untuk aktifkan semua anggota DPR RI, agar mereka menggonggoong lebih keras. Hingga suara rakyat yang tak terdengar menjadi nyaring terdengar.

Baca juga  Soal Pro Kontra Kenaikan Biaya Haji 2023, Ini Pesan Fahri Hamzah pada Pemerintah

“Jewerlah eksekutif di seluruh lini dan jangan bersekongkol dengan mereka. Diam kalian adalah sekongkol,” tegas Fahri.

Menurut Fahri, rakyat tidak bisa disalahkan karena tidak berfungsinya sistem pengawasan dan oposisi. Tapi, mereka yang mendapat mandat dan kekebalan itu yang harus perang; mana hak bertanya, interpelasi, angket bahkan hak menyatakan pendapat?

“Berani itu satu soal, masalahnya ngerti gak? Ngerti gak bahwa suara rakyat dalam jabatan kalian bikin kalian kuat? Ngerti gak bahwa kalian tidak bisa dibungkam? Ngerti gak bahwa seharusnya tidak ada batas bagi kebenaran yang kalian bela? Sebab kalau gak ngerti ya bisa apa?” ujarnya.

Kekebalan anggota DPR, lanjut dia, adalah tameng rakyat. Maka harusnya rakyat tidak menjadi korban setelah menunjukkan ketidakpuasan atas jalannya pemerintahan. Tapi kalau kalian gak merasa kuat dengan segala hak dan imunitas, terus rakyat mau apa?

Fahri menjelaskan, hak imunitas oposisi akan berbeda secara substantif maknanya jika tanpa keberanian menggunakan hak-hak yang melekat. Semua hanyalah omong kosong. Oposisi pencitraan seperti ini menurut Fahri tidak ada gunanya. Karena ujungnya selalu kompromi. Kita Rakyat ditinggal sendiri.

“Oposisi gaya doang, andalannya media sosial, lah apa guna suara rakyat yang ada pada kalian? Nanti bilang ‘kami minoritas, kalah voting’, yah minta mayoritas mau berapa pemilu lagi? Maunya besar tanpa ide akhirnya minta suara lagi. Sudah gak berani, gak ngerti, Gak kreatif juga,” pungkasnya.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru