email : [email protected]

25 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Fasilitasi Wirausaha Pertanian, Kemenkop dan Kementan Bahas Skim Pembiayaan Alternatif

Populer

Bogor, Oerban.com – Kementerian Pertanian siap menghadirkan banyak petani milenial, sekaligus menumbuhkan banyak wirausahawan pertanian. Untuk mendukung itu, Kementan bersama Kemenkop membahas skim pembiayaan alternatif.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menargetkan hadirnya 2,5 juta petani dan pengusaha milenial di sektor pertanian hingga tahun 2024.

“Hal ini bakal berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Data BPS menunjukkan, sepanjang tahun 2020 sektor pertanian berkontribusi 13,7 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB), nomor dua setelah sektor industri pengolahan,” katanya.

Dari sisi pertumbuhan, di antara beberapa sektor lain yang terkontraksi, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu tumbuh positif pada 2020, yakni sebesar 1,75 persen.

Hal ini menjadi tanda bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor yang strategis dalam struktur perekonomian Indonesia.

“Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani dan wirausaha milenial dengan teknologi digital, sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini,” ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Untuk memfasilitasi wirausaha muda milenial, Kementerian Koperasi bekerjasama dengan berbagai project dari Kementerian terkait, seperti Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) yang menjadi program andalan Kementan, serta beberapa Startup yang digawangi oleh milenial seperti TaniHub, TaniFund, Angel Investment dan Sayur Box, menggelar pertemuan Bussiness Matching di Hotel Permata Bogor, Selasa (16/11/2021).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan melalui program YESS akan terwujud regenerasi pertanian, meningkatnya kompetensi sumber daya manusia dari perdesaan, meningkatnya jumlah wirausaha muda di bidang pertanian.

“Sektor pertanian akan menjadi lapangan kerja menarik, prospektif dan menguntungkan, dan dapat berdampak pada penurunan angka pengangguran serta terjadinya urbanisasi,” ungkap Dedi.

Pada pertemuan yang dihadiri juga oleh perwakilan Duta Petani Milenial (DPM) /Duta Petani Andalan (DPA) Kementerian Pertanian ini membahas skema pembiayaan alternatif.

“Seperti kita ketahui skim pembiyaan alternatif perlu dilakukan untuk menciptakan iklim bisnis sektor pertanian yang terintegrasi, aman, dan inklusif–kolaboratif bagi berbagai pihak yang terlibat,” katanya.

Tak hanya itu, melalui skim pembiayaan alternatif dapat menjadi alternatif akses keuangan kepada pelaku sektor pertanian dengan meminimalkan risiko gagal bayar atas kredit/pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan.

Hadir sebagai salah satu narasumber, Inneke Kusumawati, Project Manager Program YESS, yang memaparkan beberapa tantangan UMKM pertanian yakni rendahnya kualitas SDM menyebabkan UMKM sulit berkembang.

Terbatasnya akses terkait informasi pasar menyebabkan orientasi pasar rendah sehingga membuat UMKM stagnan. Terbatasnya infrastruktur dan akses terkait perizinan serta akses permodalan membuat UMKM sulit untuk berkembang.

Inneke menjelaskan hadirnya program YESS diharapkan menjadi solusi atas tantangan tersebut.

“Program YESS hadir untuk meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui pendidikan dan pelatihan serta permagangan untuk menjadi agen pembangunan pertanian. Kedua, sasaran dari program YESS yakni pemuda harus memiliki jiwa kewirausahaan dari hulu sampai hilir,” jelas Inneke.

Penulis : Nurlaily

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru